Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Ibu Harus Belajar

Seringkali sebagai orangtua aku merasa tidak percaya diri dalam mendidik. Masih banyak kekurangan dalam diri kami. Terlebih lagi jika ada ibu A atau ibu B yang jauh lebih segalanya dibandingku. Namun kembali terngiang di telinga ini bahwa aku adalah ibu pendidik sepanjang zaman. Allah menitipkan kedua anakku dalam rahimku karena aku ibu yang terbaik untuk mereka. Aku adalah yang terbaik untuk mereka. Tinggal aku saja yang harus memantaskan diri di hadapanNya dan dihadapan anak-anak. Ibu tidak boleh berhenti belajar. Salah satu yang aku tidak pernah berhenti belajar adalah parenting. Awalnya pemikiranku sangat sempit. Parenting dulu bagiku adalah cara agar anak menjadi baik. Ternyata tidak demikian, parenting berasal dari kata parent (orangtua). Jelas benar bahwa parenting adalah ilmu untuk orangtua. Anak yang baik tidak akan mungkin terbentuk jika orangtuanya tidak menjadi baik terlebih dahulu. Oleh karena itu, Islamic parenting memfokuskan pada perbaikan spiritualitas orangtua (Usta

Bersepeda juga Belajar

Anak-anak homeschooler lebih banyak menghabiskan waktu bersama orangtua mereka. Seperti yang kami pelajari , dalam Fitrah Based Education (FBE) bahwa anak-anak dibawah usia tujuh tahun dilekatkan bersama ayah dan ibunya. Hal itulah yang sedang kami terapkan. Jika figure ayah atai ibu tidak ada,  menurut Ustadz Harry Santosa, ananda usia dini bisa didekatkan pada seseorang yang dapat menjadi figure ayah atau ibu. Figure ayah bisa paman atau kakek dari anak tersebut. Figure ibu bisa nenek, bibi bahkan pengasuh dari seorang anak. Kami menerapkan FBE dalam keseharian. Pada intinya FBE atau Pendidikan berbasis fitrah adalah Pendidikan yang memfokuskan diri pada pertumbuhan fitrah ananda. Orangtua berusaha membantu inside out dalam diri anak. Orangtua tidak menggegas ananda, namun membantu mengeluarkan potensi yang ada pada ananda. Sebagai contoh, kami tidak pernah mengajarkan calistung secara langsung pada anak-anak karena kapasitas mereka belum bisa berpikir konkrit. Kami hanya membe

Adik Sayang Ayah

Hari kamis seperti biasa jadwal aku mengantar anak-anak belajar bersama komunitas. Jarak dari  Cileungsi ke daerah Klapa Nunggal, Bogor sekitar 14 km. Kalau suamiku berhalangan mengantar kami, biasanya aku yang mengendarai motor bersama kedua anakku. Terkadang kami mengambil jalan pintas karena aku menghindari pemeriksaan polisi di pagi hari. Maklumlah, aku belum memiliki SIM walaupun sudah tujuh tahun menjadi biker emak-emak. Hari itu, anak bungsuku terlihat enggan pergi belajar. Ini sudah pekan ketiga adik lebih memilih di rumah bersama ayah. Awalnya anak itu begitu ceria bermain bersama teman-temannya di komunitas homeschooling. Aku mencoba menelusuri hatinya pelan-pelan. Barangkali ada perkataan atau tingkah laku teman-temannya yang tidak berkenan. Ternyata aku saja yang terlalu berlebihan. Anak kecil tidak akan sebaper orang dewasa bukan? Aku lupa sebuah teori bahwa anak-anak akan memilih yang lebih menyenangkan untuk dirinya. Bukan yang terbaik untuk dirinya. Mereka belum

Temani Ibu!

Temani Ibu! Akhir pekan lalu aku mengantar ibu ke perkumpulan keluarga besarnya. Kebetulan saat itu sekaligus penutupan arisan keluarga. Acaranya diadakan di sebuah kafe daerah Bogor. Tempatnya sangat nyaman karena selain kafe, pemilik juga menyediakan fasilitas berenang. Kolamnya pun sangat jernih dan terbagi dua lokasi. Lokasi pertama untuk dewasa yang berkisar satu hingga dua meter semakin ke tengah. Kolam kedua untuk anak-anak kecil yang kedalamannya sekitar 50 cm. Hal itu sangat menguntungkan bagi keluarga muda yang masih memiliki anak-anak balita. Di acara keluarga demikian yang memakan waktu lama kadang kala membuat anak-anak mudah bosan. Kegiatan berenang lah yang akhirnya aku pilih usai makan siang bersama keluarga besar. Anak-anak berengan sekitar satu setengah jam. Seteleh itu mereka menuju ruang bilas untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian. Kami pun kembali lagi ke lokasi utama, yaitu tempat makan kami berkumpul dekat kolam renang. Disana aku lihat ibu dan bu

Dilarang Sesal

Dilarang Sesal Kata orang jodoh itu misteri. Tapi sebetulnya setiap kisah di bumi adalah kejutan untuk kita. Tidak ada seorangpun yang tau karena cerita itu dibuat oleh pena pemilik langit, bukan pena manusia. Namun untuk misteri urusan perjodohan, aku merasakan ada hal yang sedikit menggemaskan. Pasangan jiwa seseorang memang tidak pernah tertebak di nalar manusia. Ada hal yang selalu tidak disangka-sangka dalam hal ini. Walaupun sebenarnya orang itu adalah memang benar pria/ wanita yang sudah kamu impikan. Bisa jadi, pasanganmu itu adalah orang yang selaras pemikirannya denganmu. Terakhir, mungkin saja orang itu adalah orang yang dapat menyempurnakan dan membaikkan dirimu. Hal tersebut yang terkadang sering terpikir, mengapa Tuhan menakdirkan kami bersama? Manusia tidak pernah punya cukup segudang alasan logis untuk menjawabnya. Catatan langit tidak pernah salah. Jika ada yang menyesal dengan pilihannnya sudah dipastikan bahwa ia kurang lebih menentang takdir. Sudah sep

Radius 100 m

Radius 100 m Ibuku dulu selalu bilang kalau cari jodoh harus yang lebih tua. Berbeda dengan ibuku, simbahku bilang kalau sudah usia dua puluh lima, seorang wanita wajib menikah. Terakhir bulekku, kalau cari suami sebaiknya yang sudah PNS. Suatu yang sangat lumrah ketika para tetua memberi saran ini dan itu. Orangtua  memberi saran berdasarkan pemikiran diri sendiri. Sama halnya ketika para blogger menuliskan berdasarkan argumen dari isi kepala masing-masing.  Tidak semua nasihat dari para famili aku abaikan. Nasihat bukan seputar benar atau salah, bukan dari siapa pula kita memperolehnya. Nasihat yang baik adalah saran yang diberikan pada kondisi yang tepat. Kondisi dan suasana yang tepat mengakibatkan sang penerima nasihat bisa membedakan ini baik atau tidak untuk dirinya. Jika nasihat yang diberikan tentang jodoh, biasanya anak muda terlalu abai. Sebab jodoh seperti tidak bisa memilih dan dipilih. Tiba-tiba ia hadir mengisi setengah jiwamu. Ia yang tanpa sadar kau panjatkan

Jonggol Farm: Tanah Pribadi yang Menjadi Amal Jariyah

 Aku sudah empat tahun tinggal di daerah Cileungsi. Kecamatan yang menjadi perbatasan antara Bekasi dan Bogor. Sebagai warga Cileungsi aku perlu mengetahui berbagai tempat wisata di sekitarku. Aku perlu memiliki family time bersama si kecil dan suami. Kami pun memiliki berbagai beberapa destinasi yang akan dikunjungi. Akhirnya kami memilih Jonggol Farm sebagai destinasi pertama. Jonggol Farm adalah peternakan sekaligus perkebunan yang terletak di daerah jonggol. Jaraknya hanya sekitar 13 km dari rumahku. Lokasinya terletak di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Bogor. Khalayak tidak terlalu mengenal tempat ini. Tempat ini sebetulnya bukan tempat wisata komersil. Hanya saja jika ada pengunjung yang ingin datang, pemilik sangat mengizinkan. Biasanya yang datang ke tempat ini adalah keluarga kecil dan anak sekolah. Kami menuju ke tempat ini melalui Jalan Raya Cileungsi-Jonggol. Kami memotong jalan melalui perumahan Cira Indah Jonggol. Peternakan ini bisa melalui belakang perumahan C

Penangkaran Rusa Cariu: Rumah Besar Rusa Cantik yang Berimprovisasi

Ada yang pernah berkunjung ke penangkaran rusa? Jika belum, Taman Penangkaran Rusa Cariu lah opsi yang paling tepat. Penangkaran ini terletak 60 km dari rumahku. Saat itu rumahku masih di daerah Cimanggis, Depok Perjalanan sekitar dua jam tiga puluh menit. Aku menempuhnya menggunakan motor suamiku. Lumayan melelahkan hari itu karena jarak tempuh yang cukup jauh. Kemacetan terjadi di Jalan alternatif Cibubur. Namun kelelahan hari itu sangat terbayar dengan pemandangannya yang menyegarkan mata dan udara pegunungan yang sangat segar. Jembatan gantung cariu, 2010 Taman Penangkaran Rusa Cariu terletak di Desa Buanajaya,  Kecamatan Tanjung Sari, Bogor. Lokasi ini mudah dijangkau dengan kendaraan beroda dua ataupun beroda empat. Ketika sampai, kami langsung memakirkan motor dan menuju loket masuk. Harga tiket masuk tahun 2010 masih sangat terjangkau, yaitu Rp 6.000,00.  Setelah memperoleh tiket kami menyusuri jembatan gantung. Bagi yang belum terbiasa jembatan ini cukup menakutka

Sudahkah Bunda Mencintai Al-Quran?

Seorang manusia biasa tidak pernah luput hati dan pikirannya dari hal keduniaan. Duniawi yang terkadang membawa kita ke alam lain yang melupakan hari akhir. Padahal hidup ini amat singkat, pergunakanlah dengan melakukan, mendengar dan melihat hal baik. Namun, dunia itu sangat penuh warna. Sangat tidak mungkin hati seseorang steril dari kuman sekecil apapun. Oleh karena itu, ketika hati mulai merasa memiliki noda yang ditandai dengan kegalauan, ada kalanya kita membutuhkan waktu charging . Charging hati di tiap orang tentu memiliki cara yang berbeda-beda.  Charging hati menurut definisiku adalah proses mengisi kembali relung hati yang kosong agar diisi oleh suatu yang bermanfaat. Ada yang mengisinya melalui tulisan, ada yang melantunkan ayat suci dengan jiwa yang ikhlas, ada pula yang mendatangi majelis ilmu. Hal itu lah yang aku lakukan dua hari lalu. Bagi yang senang menulis, dengarkanlah kajian dari para pakar lalu catat lah dalam buku. Sebuah ilmu hanya bisa diikat dengan tulis

Cara Sederhana Menyimpan Dokumen

“ Mama… ijazahku dimana ya?”. Marina sudah berkeliling di kamarnya mencari ijazah SMAnya tapi tetap tidak ketemu. Padahal ia ingin melengkapi pemberkasan untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Seharusnya, di usia remaja tamatan SMA, Marina sudah apik dalam penyimpanan dokumen pribadinya. Benda apapun tidak boleh berserakan di rumah sendiri. Selain kesulitan menemukan saat memerlukannya, benda berantakan juga menunjukkan keruwetan pemikiran dari sang pemilik. Setiap benda, terlebih pada dokumen harus benar-benar terjaga penyimpanannya. Dokumen sebagian besar menunjukkan identitas dan sebagai rekam jejak seseorang. Oleh karena itu dokumen harus disimpan sebaik mungkin. Dokumen bisa disimpan berdasarkan kepemilikan jika dalam satu rumah ada beberapa anggota keluarga. Dokumen bisa juga disimpan sesuai waktu kegunaannya. Dokumen sesuai fisiknya terbagi dua, yaitu kertas, kartu dan buku.  Dokumen kertas dapat berupa ijazah, sertifikat, dan arsip laporan atau materi belajar. 

Simpan di Dalam Hati

Assalamu’alaikum Moms! Kebanyakan perempuan tidak mudah melepaskan memori dalam benak mereka. Seringkali ditemukan bahwa perempuan masih menyimpan benda kenangan di pojok kamarnya. Terlebih lagi jika ada cerita manis nan indah dibalik benda tersebut. Sebut saja Imelda (42 tahun) masih menyimpan tiket nonton bioskop yang pernah ia tonton dari sebelum menikah hingga pasca menikah. Contoh lain Tiwi (33 tahun) masih menyimpan dengan rapi undangan pernikahan beserta souvenirnya dulu dalam sebuah kotak kayu coklat berukir cantik. Imelda dan Tiwi adalah dua dari sekian banyak perempuan yang sulit melupakan kenangan. Otak emosional wanita yang lebih besar ketimbang pria menyebabkan mereka sulit melepaskan beberapa benda kesayangan mereka. Benda kenangan seringkali tidak lagi digunakan karena sifatnya yang remeh temeh. Namun benda tersebut memiliki ikatan yang sangat kuat dengan pemiliknya sehingga sulit dihempas. Namun begitu, jika jumlah benda kenangan dirumah terlampau banyak maka akan

Cara Jitu agar Lemari Baju tidak Penuh

Assalamu’alaikum Moms! Kalau moms sudah membaca postingan aku sebelumnya tentang penyebab rumah susah rapi,maka sekarang aku bocorkan sedikit tips supaya moms tidak bingung berbenah mulai dari mana. Penyebab utama rumah berantakan biasanya karena barang yang overwhelmed (terlampau banyak) sehingga bingung mau diletakkan dimana. Barang yang sedemikian banyak dan tidak memiliki wadah biasanya akan terlihat berceceran dan sang pemilik ogah merapikan. Pemilik barang kemungkinan kewalahan dengan barangnya sendiri, namun masih merasa memiliki ‘ikatan’ dengan si benda. Langkah pertama yang harus moms lakukan adalah menyeleksi barang. Misal saja barang yang akan diseleksi adalah pakaian. Kategori pakaian adalah baju, celana,gamis, kerudung, pakaian dalam, dan asesoris serta alas kaki. Proses seleksi barang dilakukan dengan menumpahkan seluruh pakaian ke lantai. Tujuannya agar semua jenis pakaian terlihat jelas. Setelah ditumpah ruahkan, moms boleh melakukan decluterring (pemilahan).   Paka

Mengapa Rumahku Susah Rapi?

Berkali-kali Desta merapikan rumahnya, tapi kembali semrawut lagi. Alasannya ia memiliki balita yang sedang aktif-aktifnya hingga sulit memiliki berbenah time. Jalan pintasnya bisa saja ia mencari ART agar meringankan pekerjaannya. Tentu saja hal tersebut sudah Desta lakukan. ART yang pagi datang lalu sore pulang, tidak akan bisa menyulap rumah Desta menjadi kinclong nan rapi. Kasus Desta ini sering dialami ibu muda atau pasangan yang baru menikah. Manajemen berbenah yang kurang memadai bisa menjadi salah satu penyebabnya. Tentu kita tidak bisa selalu mengandalkan ART dalam hal kerapian rumah. Bisakah kita melakukan sendiri? Tentu saja bisa selama tubuh ini masih diberikan kesehatan. Lalu apa yang harus dilakukan pertama kali untuk merapikan rumah? Jika sudah berkali-kali dirapikan namun begitu mudah berantakan, kemungkinan ada tiga hal utama penyebabnya: Jumlah barang yang terlalu banyak Barang yang tidak memiliki rumah Tidak segera mengembalikan barang ke tempatnya usai dig

Domikado yang Menghilang

Kemarin kami sekeluarga mengunjungi eyang di daerah Sentul, Bogor. Daerah tersebut terletak kaki Gunung Salak, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Hal itu menyebabkan daerah Sentul sering mengalami hujan orografis. Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Udara yang mengandung uap air bergerak naik ke atas pegunungan sehingga terjadi penurunan suhudan terkondensasi akhirnya turun hujan di lereng gunung. Oleh karena itu setiap bertandang ke sana kami selalu membawa empat jas hujan. Jarak dari rumah kami ke Sentul sekitar 33 km. Hujan sore itu berlangsung berjam-jam. Mulai dari pukul lima sore hingga ba’da isya. Di rumah eyang ada tiga anak kecil, kedua anakku dan sepupu cilikku, Tito,  yang masih berusia sembilan tahun. Tentulah hujan menyebabkan pergerakan anak-anak jadi lebih terbatas. Aku pribadi tidak menyukai waktu senggang anak-anak diisi oleh gadget. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak mereka bermain aneka permainan semasa kecilku dulu. “Kita bermain d

Berkunjung Yukk!

Kalian pernah dengar kan tentang silaturahmi yang banyak memberikan kita manfaat, salah satunya rezeki.  Aku sering sekali merasakan langsung hal itu. Contohnya saja, kemarin ketika aku berkunjung kerumah eyang keesokan harinya aku dapat order susu sebanyak 250 botol. Sedemikian banyak artinya aku mendapat omset jutaan rupiah. Itu baru manfaat rezeki seputar finansial. Rezeki tentu saja tidak berupa penghasilan semata. Rezeki dapat berupa kesehatan, anak yang soleh, tetangga yang baik, dan pasangan yang menyejukkan mata. Contoh lain ketika aku mengunjungi orangtuaku, bapakku yang awalnya demam dan batuk ketika bertemu cucunya berangsur pulih. Keesokan harinya ibu bilang bapak sudah tidak demam lagi karena senang bertemu anak-anakku. Tentu saja atas izin Allah bapak bisa sembuh setelah kadar bahagianya dinaikkan oleh Yang Maha Pemberi Karunia. Bertemu dengan orang lain entah itu sanak saudara atau para sahabat bisa menambah mood booster seseorang. Saat bahagia, antibodi seseorang me

Rindu

Mereka menunggumu Kau yang kerap turun dari langit Langkah itu masih berlarian Tapi daratan masih kerontang Ratusan belalang menantimu Rindu rerumputan yang segar bugar Yang hijau menjadi coklat Karena keluarga ilalang begitu dahaga Tulang rusuk mereka menembus kulit Ketika merumput tiada pangan Air susu pun kini mengering Pemerah susu mulai angkat tangan Jutaan manusia rindu air Padahal air melimpah di kerak bumi Ketika kerak tak memancurkan banyu Mungkin langit enggan bersahabat Sulitkah sinergi mesra antara langit dan bumi? Langit mengirim air, bumi mengolahnya Ketika bumi tak lagi mengolah air Angkasa ternyata muak dengan makhlukNya Kalian menanti, namun tak hematku Kalian merindu, tapi tiada urus tanahnya Aku sembunyi, kalian memelas mengharapku Aku datang, kalian mencelaku Aku akan datang di waktunya Ketika kalian sungguh memahamiku Jangan terlalu merinduku

Orangtua Masa Depan

Seseorang yang memiliki pandangan hidup uang agak berbeda dari kebanyakan tentu akan menuai beberapa problem. Seperti aku, dimana orangtuaku selalu mempermasalahkan perihal anakku yang tidak mengambil jalur sekolah formal. Setiap aku mengunjungi ibu hanya berkutat seputar hal itu. Padahal terlalu banyak hal yang bisa diperbincangkan, yang pastinya tidak berujung pada perdebatan. Jika hal itu terjadi aku memilih diam dan menyibukkan diri dengan kedua anakku. Sama halnya dengan kedua orangtua suamiku. Pendapat diantara mertua dan suami, lalu mertua dan aku kerap berbeda. Apapun posisinya, orangtua atau bukan, orang yang tegak ego nya pasti tetap akan mempertahankan pendapatnya. Sebagaimana dulu bapak mertuaku kesal dengan aku yang akan resign dari pekerjaanku, “Hari gini gak kerja, kalau sudah kayak raya sih gak papa!”. Kalimat itu masih terngingang hingga kini. Namun aku sudah tidak merasa sakit lagi. Seseorang boleh saja memberikan argumennya. Tetapi aku diam saat bapak dan ibuku me

Perosotan Mewah

Setiap hari kamis adalah waktu untuk anak-anak belajar bersama gurunda mereka. Jarak dari rumah kami ke lokasi sekitar 14 km. Jarak tempuh yang cukup jauh untuk tempat belajar balita seperti mereka. Si bungsu sedang demam, hari itu aku hanya bermotoran bersama si kakak. Di perjalanan kakak sangat riang. Ia sangat mendamba hari keempat ini. Bertemu hari keempat artinya bertemu kawan dan alam yang masih membentang. Kedua anakku masih berusia di bawah enam tahun. Anak yang berada di usia tersebut memang sebaiknya diperbanyak belajar bersama  alam. Alam banyak mengajarkan tentang kehidupan. Aroma dan kesegaran alam mampu menghidupkan panca indra anak-anak. Aku beruntung masih diperbolehkan Sang Pemilik Bumi untuk merasakan kesejukan alam dan kicauan burung di pagi hari. Hari itu, putriku amat senang karena berhasil menangkap belalang. Biasanya, kegiatan yang diketuai oleh gurunda kami, Bunda Ika selalu berawal dari outdoor. Kami mengunjungi sawah di salah satu Kabupaten Bogor. Sawah te

Percaya pada Pena Buatan Langit

Teman-teman pernah dengar tentang inner child? Aku lebih memilih untuk tidak pernah tahu akan hal ini. Namun karena aku terlanjur tahu, maka akan aku sedikit ceritakan bagi kalian yang belum familiar. Inner child pada intinya adalah pengalaman masa kecil yang masih terbawa hingga dewasa. Inner child ada yang positif dan negatif. Contoh yang positif adalah saat kecil kita megingat bahwa ayah sering mengajak Ayra bermain,  maka ketika besar Ayra menjadi pribadi yang penyayang dan berpendirian kuat karena dekat dengan sang ayah. Sebaliknya, Budiman selalu mendapat perlakuan kasar dari ayahnya, ketika dewasa ia menjadi pemarah dan pemberontak. Kejadian pada diri seseorang di masa kecil akan membentuk sebagian dirinya. Buruknya, jika pengalaman itu adalah hal yang tidak mengenakkan. Ayah berlaku keras, ibu jauh dari kelembutan, atau teman sekolah yang kerap membully adalah sebagian kecil contoh yang akan menjadi inner child negatif. Hal inilah yang sekarang menjadi perhatian besar banyak

7 Reseptor Sensori yang Perlu Diketahui Bunda

Aryo bocah empat tahun itu sangat aktif diruangannya. Di kelas playgroup ia terkenal tidak bisa diam dan duduk. Berlatih menulis pun ia tidak mau. Sepanjang hari di kelas ia hanya pindah dari satu meja ke meja lainnya sambil sesekali mengganggu temannya. Saat bermain pun demikian, tidak bisa focus diajak bermain melompat dan berlari. Aryo hanya bergerak sesuai kemauan dirinya. Pada akhirnya orangtuanya memberhentikan sekolah mahal itu. Kasus demikian tentulah banyak terjadi disekitar kita. Aryo tidak bisa disalahkan karena usianya memang masih dini. Anak usia dini seharusnya belajar dan berimajinasi di alam. Pembelajaran di kelas bagi anak usia dini butuh banyak kesiapan belajar. Kesiapan belajar membutuhkan sensori yang sudah terintegrasi dengan baik. Istilah sensori integrasi tentu asing di telinga kita. Padahal tiap orangtua harus paham mengenai hal ini agar apa yang dialami Aryo tidak berulang kepada anak lain. Sensori integrasi adalah proses otak mengorganisir dan menginterpre

Tulisan Anakku kok Tidak Rapi?

Banyak orang tua sering mengeluhkan tentang putra putrinya yang tulisannya tidak rapi. Keluhan lain secara bersamaan juga terjadi pada anak yang tidak mau dan tidak suka menulis. Jika ini terjadi pada anak usia dini tentu tidak masalah. Permasalahan yang sering terjadi adalah pada anak Sekolah Dasar. Umumnya dialami pada anak yang baru masuk sekolah dasar, yakni usia 6-7 tahun hingga beberapa tahun ke depan. Biasanya ada satu titik dimana ia akan mulai rajin menulis karena sadar kewajibannya sebagai seorang pelajar. Namun tetap saja, tulisannya sulit untuk rapi. Saat aku menjadi guru SD, para orangtua sering menanyakan solusinya bagaimana caranya agar anak mereka memiliki tulisan yang rapi. Tentu aku tidak punya banyak solusi saat itu. Belajar latihan menulis sesering mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Aku hanya bisa membimbing semampuku dalam menulis, pun orangtuanya dirumah melakukan hal sama tetap si anak tidak bisa menulis rapi. Jika demikian para orang tua pun sem