Langsung ke konten utama

Adik Sayang Ayah



Hari kamis seperti biasa jadwal aku mengantar anak-anak belajar bersama komunitas. Jarak dari  Cileungsi ke daerah Klapa Nunggal, Bogor sekitar 14 km. Kalau suamiku berhalangan mengantar kami, biasanya aku yang mengendarai motor bersama kedua anakku. Terkadang kami mengambil jalan pintas karena aku menghindari pemeriksaan polisi di pagi hari. Maklumlah, aku belum memiliki SIM walaupun sudah tujuh tahun menjadi biker emak-emak.

Hari itu, anak bungsuku terlihat enggan pergi belajar. Ini sudah pekan ketiga adik lebih memilih di rumah bersama ayah. Awalnya anak itu begitu ceria bermain bersama teman-temannya di komunitas homeschooling. Aku mencoba menelusuri hatinya pelan-pelan. Barangkali ada perkataan atau tingkah laku teman-temannya yang tidak berkenan. Ternyata aku saja yang terlalu berlebihan. Anak kecil tidak akan sebaper orang dewasa bukan?

Aku lupa sebuah teori bahwa anak-anak akan memilih yang lebih menyenangkan untuk dirinya. Bukan yang terbaik untuk dirinya. Mereka belum paham benar dan salah. Pemikirannya hanya aku senang atau tidak. Rupanya yang lebih membuat hatinya gembira adalah dirumah bersama ayah.
“adek dirumah memang ngapain aja sama ayah kalo kakak belajar?”, tanyaku suatu hari
“aku ikut ayah benerin keran air, lihat potong kayu dan minum kopi bareng ayah”, jawab adik antusias.
Sederhana saja, adik lebih menyukai kegiatan bersama ayah daripada bersama teman-temannya. Usia empat tahun memang usia bermain bersama ayah dan bunda. Aku terkadang melupakan hal itu.

Berbeda dengan kakak yang lebih suka bermain dan berinteraksi dengan orang lain. Teman kakak memang lebih banyak daripada adik. Tentu saja dirumah bersama ayah terlihat membosankan. Aku terkadang Lelah memenuhi keinginan kakak yang antusias terhadap segala hal, dan begitu eksploratif. Adik biasanya hanya mengikuti apa yang kakak lakukan. Mulai dari memasak, membuat prakarya dan bermain tradisional.

Kakak berjiwa petualang dan adik memiliki jiwa yang amat perasa. Sepertinya aku harus kembali menajamkan mata hatiku agar pandai memahami anak-anakku. Aku tidak akan lagi memaksa adik untuk ikut ke dalam kegiatan belajar komunitas. Jika memang harus ikut, aku perlu siapkan hatinya untuk berangkat. Proses penataan hati akan butuh waktu lebih lama bagi si ananda yang berperasaan halus seperti adik. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...