Langsung ke konten utama

Temani Ibu!

Temani Ibu!


Akhir pekan lalu aku mengantar ibu ke perkumpulan keluarga besarnya. Kebetulan saat itu sekaligus penutupan arisan keluarga. Acaranya diadakan di sebuah kafe daerah Bogor. Tempatnya sangat nyaman karena selain kafe, pemilik juga menyediakan fasilitas berenang. Kolamnya pun sangat jernih dan terbagi dua lokasi. Lokasi pertama untuk dewasa yang berkisar satu hingga dua meter semakin ke tengah. Kolam kedua untuk anak-anak kecil yang kedalamannya sekitar 50 cm. Hal itu sangat menguntungkan bagi keluarga muda yang masih memiliki anak-anak balita. Di acara keluarga demikian yang memakan waktu lama kadang kala membuat anak-anak mudah bosan. Kegiatan berenang lah yang akhirnya aku pilih usai makan siang bersama keluarga besar.

Anak-anak berengan sekitar satu setengah jam. Seteleh itu mereka menuju ruang bilas untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian. Kami pun kembali lagi ke lokasi utama, yaitu tempat makan kami berkumpul dekat kolam renang. Disana aku lihat ibu dan bulekku asyik bercengkerama dengan para sepupunya. Aku sesekali berbincang juga dengan saudara sepupuku sambil mengawasi kedua bocah yang asyik berlalu Lalang di sekitar kolam.

Banyak tawa di acara tersebut. Aku sering melihat ibu saat dirumah tampak jenuh dan muram. Ibu dirumah hanya tinggal berdua bapak. Aku dan adik keduaku pulang saat akhir pekan. Oleh karena itu ketika ibu bertemu sanak famili nya bukan main gembiranya. Wajah ibu begitu gembira dan cerah. Itulah kenyataannya, bahwa silaturahim dapat membawa mood booster baik bagi kita. Aku tidak heran sekarang kalau ibu setengah memaksaku ketika mengajak kami berkumpul. Seolah aku dan suamiku tidak boleh ada keperluan lain saat hari itu tiba. Kami  harus menemani ibu, mengantar sang ibunda bertemu dengan bahagianya.

Ada kalanya aku pergi bersama kedua anakku saat suamiku berhalangan hadir. Profesinya sebagai fotografer mengakibatkan ia sering bekerja di akhir pekan. Walaupun rasanya ada yang kurang jika pergi tanpa dirinya, tapi aku tetap pergi atas izinnya. Jika dilanda enggan bepergian, aku kembali ingat dulu ibu sangat bersusah payah membuatku bahagia dan tertawa. Jika hanya diminta untuk mengantarnya bukan hal sulit sepertinya. Aku lakukan semampuku untuk membuatnya senang selama permintaan ibuku tidak menentang syariat.

Paksakan dirimu!. Hal itulah yang terkadang aku lakukan untuk orangtuaku di usia senja. Jarak rumahku yang cukup jauh bukan menjadi halangan. Ada kalanya kami tidak mampu membawa buah tangan untuk ibu dan mertuaku yang kebetulan rumahnya berdekatan. Namun kami bawa semampunya entah itu pisang kapok atau ubi jalar. Buah tangan apapun hanya sebagai media penggembira. Kehadiran kami lah yang menjadi penggembira utama. Perhatian dan kepedulian Kamilah yang menjadi mood booster terbaiknya. Ibu… maafkan kami jika sempat terlampau egois….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...