Aryo bocah empat tahun itu sangat aktif diruangannya. Di kelas playgroup ia terkenal tidak bisa diam dan duduk. Berlatih menulis pun ia tidak mau. Sepanjang hari di kelas ia hanya pindah dari satu meja ke meja lainnya sambil sesekali mengganggu temannya. Saat bermain pun demikian, tidak bisa focus diajak bermain melompat dan berlari. Aryo hanya bergerak sesuai kemauan dirinya. Pada akhirnya orangtuanya memberhentikan sekolah mahal itu.
Kasus demikian tentulah banyak terjadi disekitar kita. Aryo tidak bisa disalahkan karena usianya memang masih dini. Anak usia dini seharusnya belajar dan berimajinasi di alam. Pembelajaran di kelas bagi anak usia dini butuh banyak kesiapan belajar. Kesiapan belajar membutuhkan sensori yang sudah terintegrasi dengan baik.
Istilah sensori integrasi tentu asing di telinga kita. Padahal tiap orangtua harus paham mengenai hal ini agar apa yang dialami Aryo tidak berulang kepada anak lain. Sensori integrasi adalah proses otak mengorganisir dan menginterpretasi segala informasi yang diterima dari lingkungan sekitar. Anak yang memiliki sensori integrasi yang baik, akan menghasilkan perilaku dan cara belajar yang adaptif. Gangguan sensori integrasi pun bisa terjadi karena genetik, masalah saat mengandung dan kelahiran, serta kurangnya stimulus (rangsangan).
Jika demikian, sang anak perlu diberi banyak stimulus sensori. Misalnya Fadli sangat takut mendengar suara helicopter yang lewat di atas rumahnya. Berarti Fadli kurang rangsangan terhadap pendengarannya. Ia memiliki gangguan sensori pendengaran. Bisa jadi karena lingkungan rumahnya seperti ibu dan ayahnya selalu bicara lemah lembut, anak yang jarang diajak keluar, sehingga Fadli takut mendengar suara yang menggelegar dan gaduh.
Oleh karena itu, bunda harus mengetahui seputar sensori integrasi. Sebelum mengenal beberapa gangguannya, bunda harus mengetahui dahulu tujuh reseptor sensori pada tubuh. Reseptor sensori adalah bagian dari sistem sensorik yang menerima rangsangan dari luar. Berikut ketujuh reseptor tersebut:
Penglihatan (visual)
Pada reseptor ini mata memiliki kemampuan untuk focus dan mendeteksigambar melalui cahaya yang masuk. Setelah mata menerima rangsang lalu otak menterjemahkan rangsangan visual tersebut. Otak bisa mengenali, membedakan dan menginterpretasi stimulus yang baru saja disampaikan.
Contoh: bunda menunjukkan bola merah pada si kecil, dan ia spontan menjawabnya, merah.
Penciuman (olfaktori)
Reseptor ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi segala macam aroma. Sistem penciuman dimulai dari hidung yang memiliki ratusan reseptor penciuman. Reseptor inilah yang nantinya akan menyampaikan pesan ke otak. Otak selanjutnya akan menginterpretasikan aroma/ bau apakah yang dihirup oleh reseptor penciuman.
Contoh: Bunda mengenalkan aroma bunga mawar yang sangat harum
Pengecapan
Reseptor ini memiliki kemampuan untuk merasakan rasa suatu makanan/ minuman. Reseptor pengecapan pada manusia terdapat pada bagian permukaan lidah. Bagian itu berupa kuncup-kuncup halus yang mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam.
Contoh: Bunda mengenalkan rasa manis kepada si kecil melalui madu
Pendengaran (auditori)
Reseptor ini memiliki kemampuan dalam menerima suara. Reseptor pendnegaran terdapat dalam telinga. Telinga menangkap getaran yang masuk melalui lubang telinga. Otak menginterpretasi dan mengenali suara tersebut.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain alat music sederhana, seperti kaleng atau panci yang dipukul-pukul
Sentuhan (tactile)
Reseptor sentuhan terdapat pada kulit. Sentuhan pada kulit inilah yang nantinya akan dapat membedakan panas,dingin, kasar, halus. Reseptor pada bawah kulit nantinya akan membawa pesan ke otak. Di otak pesan tersebut akan diterjemahkan dengan baik.
Contoh: BUnda mengajak si kecil bermain pasir, dan merasakan bagaimana tekstur pasir tersebut.
Keseimbangan (vestibular)
Sistem keseimbangan berhubungan erat dengan pergerakan dan keseimbangan tubuh. Anak yang tidkaa mudah jatuh dan mampu menjaga keseimbangannya berarti memiliki sistem keseimbangan yang baik. Reseptor organ vestibular terdapat pada telingan bagian tengah. Bagian ini yang nantinya akan menyampaikan stimulus ke otak.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain ayunan
Gerak antar sendi (Proprioseptif)
Proprioseptif adalah bagian yang berhubungan dengan pergerakan tubuh. Prorioseptif menunjukkan hubungan antar sendi sehingga menghasilkan gerak yang baik dan cekatan. Proprioseptif juga merujuk pada ketahanan tubuh saat bergerak.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain engklek/ dampu
Tujuh reseptor tersebut harus mendapatkan rangsangan yang sesuai. Anak yang kurang stimulus di salah satu reseptor tersebut kemungkinan akan mengalami gangguan seperti halnya Aryo. Oleh karena itu bunda, permainan yang terbaik bagi anak usia dini (0-6 tahun) adalah permainan yang tidak menggunakan mainan. Artinya ayah bunda lah yang sejatinya menjati pemain dan alat bermain terbaik sepanjang sejarah. Selain itu ajaklah sesekali mereka ke alam. Alam dan orangtua adalah media terbaik dalam membaikkan sistem sensori mereka.
Kasus demikian tentulah banyak terjadi disekitar kita. Aryo tidak bisa disalahkan karena usianya memang masih dini. Anak usia dini seharusnya belajar dan berimajinasi di alam. Pembelajaran di kelas bagi anak usia dini butuh banyak kesiapan belajar. Kesiapan belajar membutuhkan sensori yang sudah terintegrasi dengan baik.
Istilah sensori integrasi tentu asing di telinga kita. Padahal tiap orangtua harus paham mengenai hal ini agar apa yang dialami Aryo tidak berulang kepada anak lain. Sensori integrasi adalah proses otak mengorganisir dan menginterpretasi segala informasi yang diterima dari lingkungan sekitar. Anak yang memiliki sensori integrasi yang baik, akan menghasilkan perilaku dan cara belajar yang adaptif. Gangguan sensori integrasi pun bisa terjadi karena genetik, masalah saat mengandung dan kelahiran, serta kurangnya stimulus (rangsangan).
Jika demikian, sang anak perlu diberi banyak stimulus sensori. Misalnya Fadli sangat takut mendengar suara helicopter yang lewat di atas rumahnya. Berarti Fadli kurang rangsangan terhadap pendengarannya. Ia memiliki gangguan sensori pendengaran. Bisa jadi karena lingkungan rumahnya seperti ibu dan ayahnya selalu bicara lemah lembut, anak yang jarang diajak keluar, sehingga Fadli takut mendengar suara yang menggelegar dan gaduh.
Oleh karena itu, bunda harus mengetahui seputar sensori integrasi. Sebelum mengenal beberapa gangguannya, bunda harus mengetahui dahulu tujuh reseptor sensori pada tubuh. Reseptor sensori adalah bagian dari sistem sensorik yang menerima rangsangan dari luar. Berikut ketujuh reseptor tersebut:
Penglihatan (visual)
Pada reseptor ini mata memiliki kemampuan untuk focus dan mendeteksigambar melalui cahaya yang masuk. Setelah mata menerima rangsang lalu otak menterjemahkan rangsangan visual tersebut. Otak bisa mengenali, membedakan dan menginterpretasi stimulus yang baru saja disampaikan.
Contoh: bunda menunjukkan bola merah pada si kecil, dan ia spontan menjawabnya, merah.
Penciuman (olfaktori)
Reseptor ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi segala macam aroma. Sistem penciuman dimulai dari hidung yang memiliki ratusan reseptor penciuman. Reseptor inilah yang nantinya akan menyampaikan pesan ke otak. Otak selanjutnya akan menginterpretasikan aroma/ bau apakah yang dihirup oleh reseptor penciuman.
Contoh: Bunda mengenalkan aroma bunga mawar yang sangat harum
Pengecapan
Reseptor ini memiliki kemampuan untuk merasakan rasa suatu makanan/ minuman. Reseptor pengecapan pada manusia terdapat pada bagian permukaan lidah. Bagian itu berupa kuncup-kuncup halus yang mampu membedakan rasa manis, asin, pahit, dan asam.
Contoh: Bunda mengenalkan rasa manis kepada si kecil melalui madu
Pendengaran (auditori)
Reseptor ini memiliki kemampuan dalam menerima suara. Reseptor pendnegaran terdapat dalam telinga. Telinga menangkap getaran yang masuk melalui lubang telinga. Otak menginterpretasi dan mengenali suara tersebut.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain alat music sederhana, seperti kaleng atau panci yang dipukul-pukul
Sentuhan (tactile)
Reseptor sentuhan terdapat pada kulit. Sentuhan pada kulit inilah yang nantinya akan dapat membedakan panas,dingin, kasar, halus. Reseptor pada bawah kulit nantinya akan membawa pesan ke otak. Di otak pesan tersebut akan diterjemahkan dengan baik.
Contoh: BUnda mengajak si kecil bermain pasir, dan merasakan bagaimana tekstur pasir tersebut.
Keseimbangan (vestibular)
Sistem keseimbangan berhubungan erat dengan pergerakan dan keseimbangan tubuh. Anak yang tidkaa mudah jatuh dan mampu menjaga keseimbangannya berarti memiliki sistem keseimbangan yang baik. Reseptor organ vestibular terdapat pada telingan bagian tengah. Bagian ini yang nantinya akan menyampaikan stimulus ke otak.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain ayunan
![]() |
| Bermain dampu dapat melatih proprioseptif pada si kecil |
Proprioseptif adalah bagian yang berhubungan dengan pergerakan tubuh. Prorioseptif menunjukkan hubungan antar sendi sehingga menghasilkan gerak yang baik dan cekatan. Proprioseptif juga merujuk pada ketahanan tubuh saat bergerak.
Contoh: Bunda mengajak si kecil bermain engklek/ dampu
Tujuh reseptor tersebut harus mendapatkan rangsangan yang sesuai. Anak yang kurang stimulus di salah satu reseptor tersebut kemungkinan akan mengalami gangguan seperti halnya Aryo. Oleh karena itu bunda, permainan yang terbaik bagi anak usia dini (0-6 tahun) adalah permainan yang tidak menggunakan mainan. Artinya ayah bunda lah yang sejatinya menjati pemain dan alat bermain terbaik sepanjang sejarah. Selain itu ajaklah sesekali mereka ke alam. Alam dan orangtua adalah media terbaik dalam membaikkan sistem sensori mereka.

Komentar
Posting Komentar