Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Bertemu Jamur Tiram dan Lebah Trigona di Negeri Jonggol

Ketika mendengar kata Jonggol, seolah tak ada habisnya. Banyak lokasi wisata yang belum terjamah dan belum terawat. dapat dikatakan, Jonggol adalah the hidden places of west java. Di sisi lain, sebagian warganya masih memegang erat kearifan lokal. Daerah Jonggol yang memiliki banyak lokasi hijau, seringkali dimanfaatkan penduduk untuk bercocok tanam, berternak, serta melakukan budidaya tanaman dan jamur. Pak Obay (baju coklat) memanfaatkan kampung halamannya untuk membuka lapangan pekerjaan.  Salah satu lokasi yang dikunjungi hari itu adalah markas jamur milik Pak Obay di Kampung Cimenyan, Desa Sukadamai, Jonggol. Perjalanan berlangsung hampir satu jam dari Cileungsi, Bogor.  Kurang lebih 30 km yang dilalui untuk menuju usaha jamur yang dimiliki oleh ayah yang memiliki satu putri ini. Usaha rumahannya terletak di kampung Cimenyan, desa Sukadamai. Sudah pasti sepanjang perjalanan yang ditelusuri adalah jalan setapak semi hutan.  Kanan kiri jalan terlhat s

6 Kecerdasan yang Harus Dikuasai Ayah Bunda di Era Pasca Pandemi

unsplash.com Dulu ibu selalu berpesan, jadilah orang cerdas jangan sekadar pintar. Terlihat sama, namun ternyata berbeda. Hal ini kembali ditegaskan dengan youtube Prof. Rhenald Kasali (Channel Rumah perubahan), tentang future intellegeces. Pintar itu seputar kognisi, pengetahuan yang kita ketahui. Cerdas adalah bagaimana sikap kita menghadapi sesuatu. Cara yang kita lakukan saat diri ini ditempa oleh kehidupan. Dan kecerdasan ini sangat dapat dimanfaatkan ketika pandemi, kecerdasan 4.0. Dimana dunia tiba-tiba berubah, dalam waktu yang kita tidak pernah sangka. Gen Y (milenial) dan generasi setelahnya adalah pelaku utama dunia global saat ini. Manusia kelahiran 1980 s/d sekarang adalah penggerak bumi dalam 2- 3 dekade ke depan. Banyak hal yang tercabut setelah pandemi. Sebut saja, salah satunya pendidikan. Ketika jutaan orang mampu belajar dan berilmu dari rumah melalui teknologi. Mengembalikan esensi keluarga sebagai pusat utama pendidikan anak. Contoh lain adalah e-commer

5 Cara agar Bunda Lebih Rileks Membersamai Ananda di Usia Pra Sekolah

dreamstime.com Kok kakak belum bisa baca? Kok belum bisa menulis? Kok belum bisa bahasa asing? Seringkali bunda merasa demikian ketika melihat anak lain ‘lebih’ dibanding ananda tercinta. Dan tidak pernah mencoba untuk  reversing  terhadap pertanyaan tersebut. Cobalah untuk dibalik. Apakah ananda tidak memiliki kelebihan? Apakah yang selama ini terlihat lebih banyak tidak bisa ketimbang bisa? Jika ananda baik-baik saja, tidak memiliki gangguan tumbuh kembang apapun. Bunda harus yakin bahwa ia akan mencapai tahap itu. Sebagai contoh, Satria belum bisa membaca di usia 5 tahun, tapi teman sebayanya sudah, maka bunda tidak perlu khawatir. Tentu akan ada perbedaan di setiap keluarga. Masing-masing keluarga memiliki urgensi dan keperluan yang berbeda. Jika satria belum urgen untuk belajar calistung, lantas untuk apa? Kasus lain seringkali hadir, Ada pula seorang bunda yang panik ketika tetangganya sudah pandai bahasa asing di usia pra sekolah, sedangkan anaknya sendiri Bahasa Ind

5 Cara Mudah Agar Ananda Suka Membaca Buku

unsplash.com Maraknya gadget di era ini seringkali dijadikan alasan utama mengapa si kecil tidak suka membaca. Padahal jika dilihat kembali, siapa yang memperkenalkan smartphone pada mereka? Namun demikian, gadget di era digital adalah sahabat di dunia anak. Sebab mereka hidup dimana teknologi berkembang pesat. Ada usia dimana mereka boleh diperkenalkan dengan gadget, tapi dengan waktu yang disesuaikan oleh usianya. Apalagi, kegiatan membaca pun bisa dilakukan lewat gadget, seperti membaca e-book. Jadi gadget sebenarnya hanyalah benda penyampai informasi, bukan penyebab utama ananda tidak mau membaca. Kenali Penyebab Ananda tidak Suka Membaca Harus ditelusuri kembali apa alasan mereka tidak suka. Mereka tentu memiliki pendapat sendiri yang belum diketahui orang tua. Kenali lingkungan mereka, kebiasaan sehari-sehari, serta kondisi fisik dan psikologis ananda saat itu. Jika sudah bisa menganalisa penyebabnya, ayah dan bunda bisa mengatasinya sesuai dengan kemampuan orang tua