Kok kakak belum bisa baca?
Kok belum bisa menulis?
Kok belum bisa bahasa asing?
Seringkali bunda merasa demikian ketika melihat anak lain ‘lebih’ dibanding ananda tercinta.
Dan tidak pernah mencoba untuk reversing terhadap pertanyaan tersebut.
Cobalah untuk dibalik.
Apakah ananda tidak memiliki kelebihan?
Apakah yang selama ini terlihat lebih banyak tidak bisa ketimbang bisa?
Jika ananda baik-baik saja, tidak memiliki gangguan tumbuh kembang apapun. Bunda harus yakin bahwa ia akan mencapai tahap itu.
Sebagai contoh, Satria belum bisa membaca di usia 5 tahun, tapi teman sebayanya sudah, maka bunda tidak perlu khawatir.
Tentu akan ada perbedaan di setiap keluarga.
Masing-masing keluarga memiliki urgensi dan keperluan yang berbeda.
Jika satria belum urgen untuk belajar calistung, lantas untuk apa?
Kasus lain seringkali hadir,
Ada pula seorang bunda yang panik ketika tetangganya sudah pandai bahasa asing di usia pra sekolah, sedangkan anaknya sendiri Bahasa Indonesia saja masih belum banyak kosakatanya.
______
Ya. Kembali lagi bahwa setiap keluarga memiliki kebiasaannya masing-masing.
Setiap keluarga memiliki keperluan masing-masing sesuai dengan misi keluarganya.
Tidak perlu cemas, karena kecemasan semakin membuat bunda tidak dapat melihat sinar dalam diri ananda.
Sinar itu hadir dalam dirinya sejak lahir. Sinar yang sudah diinstal sejak mereka dilahirkan di dunia.
Tugas orang tua adalah membantu sinar itu agar terus bercahaya dan menerangi bumi serta seisinya.
Lantas bagaimana agar bunda dan ayah tidak melulu cemas akan kemajuan anak lain? Berikut tips agar ayah bunda senantiasa tenang dan tetap santai membersamai ananda.
#1. Ikhlas
Ikhlas begitu mudah diucapkan tapi sulit dilakukan.
Ketika handphone hilang? Yang ikhlas ya…
Ketika laptop rusak? Yang ikhlas ya…
Kata ikhlas seakan-akan tercipta untuk merelakan hal yang sudah tiada.
Padahal gak sesimpel itu.
Kata ikhlas menuju pada suatu hal, ketika seseorang memercayai bahwa sebuah kejadian bukan atas kehendak manusia, namun kehendak Sang Pencipta. Ikhlas adalah kita menerima ketentuan dari-Nya sekecil dan sebesar apapun.
Sebab apa yang terjadi tak pernah lepas dari catatan-Nya.
So ayah bunda, ketika kita terlalu menyibukkan diri ananda begini dan begitu, maka ikhlas dulu yang perlu ditanamkan.
Ikhlas kalau ananda belum bisa menulis, padahal sudah mau masuk Sekolah Dasar
Ikhlas kalau ananda belum menghafal banyak surat dalam kitab suci.
Ikhlas ketika ananda tidak mematuhi peraturan yang dibuat oleh ayah bunda, sedangkan anak lain terlihat penurut.

Langkah pertama adalah menerima terlebih dahulu
Jika tiap manusia menerima setiap detail kehidupan yang terjadi di kehidupannya, maka akan lebih ringan menjalaninya.
Ketika pikiran rileks maka akan datang sendirinya ide-ide ajaib berupa solusi yang cuma ayah bunda sendri yang mengetahuinya dan bisa menjalankannya.
#2. Belajar
Jika ananda sedari lahir tidak memiliki gangguan sensori motor apapun , sebaiknya ayah bunda tidak perlu risau. Ketidakmampuannya dalam hal kognisi atau keterampilan lainnya bukan karena bawaan lahir, namun karena kurangnya stimulus dan ketergesaan orangtua.
Ketika tumbuh kembangnya baik dan sesuai milestones usianya. Maka kegiatan dasar menuju bangku sekolah tidak akan sulit ia jalankan. https://mommiesdaily.com/2016/06/20/milestone-anak-usia-3-5-tahun
Pengetahuan orang tua akan milestones ananda di usia pra sekolah sangatlah penting. Dengan mengetahui hal-hal apa saja yang harus sudah dikuasai ananda di usia tersebut berdasarkan ilmu psikologi dan kedokteran akan membuat orang tua sedikit lebih santai.
Ayah bunda juga perlu mengetahui fisiologi ananda, seperti otak kognisi yang baru berkembang di usia 4-5 tahun, sehingga pengenalan calistung baru boleh di usia tersebut.
Kenalkan calistung di usia 4 tahun, karena hipocampus (otak kognisi dan memori) mulai berkembang
dr. Amir Zuhdi (pakar neuroparenting)
Ingat , sekadar mengenalkan bukan mengajarkan di usia tersebut.
Ketika ayah bunda mempelajari banyak hal tentang si kecil, maka bukan anak orang lain yang menjadi acuan perkembangan ananda. Tapi ragam ilmu dari para ahli. Seperti psikologi, kedokteran, agama dan biologi.
#3. Membekali Kesiapan Belajar
Jika poin sebelumnya, ayah bunda yang belajar, maka poin ini ananda harus masuk fase ini sebelum akhirnya menuju bangku sekolah.
Hanya masalahnya, apakah kesiapan belajar sudah dijalankan oleh ananda sebelum masuk ranah kognisi?
Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar adalah kondisi dimana ananda sudah dibekali segala keterampilan sebelum masuk bangku sekolah. Bekal ini dilakukan di masa balita.
Keterampilan ini antara lain kemampuan motorik kasar dan halus, sosial emosional, behavioral linguistic, cognitive skills.
Kesiapan belajar dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini dikenal pula dengan Learning Readiness.
Kesiapan belajar ada dua, yaitu kesiapan belajar utama dan kesiapan belajar khusus.
Kesiapan belajar utamaadalah prakondisi pertama-tama yang perlu dimiliki anak sebelum ia mempelajari kegiatan apapun. Contohnya:
- kemampuan menyimak
- kemampuan mengikuti instruksi
- kemampuan berkonsentrasi
- kemampuan mengingat (objek/ peristiwa)
- kemampuan memahami pembicaraan (kata/ kalimat)
- kemampuan mengekspresikan diri secara verbal
- sikap belajar yang positif (tekun, penuh rasa ingin tahu, inisiatif, berani, bermotivasi)
Kesiapan belajar khusus adalah prakondisi belajar keterampilan pengetahuan membaca/ menulis.

- Keterampilan membaca. Sebelum bisa membaca, ananda harus bisa membedakan warna dan bentuk, memahami urutan (sequencing). Selain itu, ananda harus sudah memahami arah (kanan,kiri, atas, bawah, tengah). Arah ini untuk membantu mereka mengenal huruf yang serupa seperti b dan d, p dan q.
- Keterampilan pra menulis. Pada fase ini, ananda harus bisa memegang alat tulis dengan benar, menarik haris dengan tegas dan tekanan yang cukup.
Sebelum melaksanakan keterampilan ini di usia prasekolah, ayah bunda harus memastikan apakah milestones di usia sebelumnya sudah tercapai?
Yakni tahapan kekuatan otot tangan dan kaki serta ketangkasan gerak ananda.
Belum lagi kesiapan ADL (activity daily living), yakni kesiapan untuk melakukan kegiatan rutin harian mereka.
sudahkah ananda selesai fase toiletting?
Sudah mampukan makan dan minum sendiri?
mampukah mengganti bajunya sendiri?
Selain kesiapan membaca dan menulis, ananda harus sudah menguasai kemampuan ADL sebelum masuk sekolah.
#4. Apresiasi
Seringkali orang tua menganggap hal spesial bagi mereka adalah hal biasa.
Contohnya: ketika seorang bocah 4 tahun bisa merakit legonya walaupun bentuk abstrak. Begitu berbinarnya ia memberitahu bunda, tapi respon bunda biasa saja.

Contoh lain ketika Amira (5 tahun), menaruh bunga di belakang telinganya, tapi lagi-lagi respon orang terdekatnya datar saja. Padahal ia berharap dibilang cantik dan dipeluk .
Perubahan ananda yang menurut ayah bunda kecil, adalah something untuk mereka.
Luangkan waktu untuk memberi apresiasi, walaupun dari kacamata orang dewasa terlihat biasa saja. Perhatikan antusias mereka ketika ingin menunjukkan kemampuan barunya terhadap orang tua.
Walaupun anak-anak, mereka tetaplah manusia yang ingin dihargai dan diberi pujian.
Ketika ayah bunda memberi apresiasi, mengatakan hebat dan ayo lebih baik lagi, maka kemajuan-kemajuan lain akan berjalan begitu natural.
Karena penghargaan dari orang tua, adalah penghargaan terbesar baginya yang dapat membuat mereka lebih baik lagi.
#5. Istirahat dari Media Sosial
Jika segala hal sudah ayah bunda lakukan dan maksimalkan, tapi panik itu masih hadir juga,maka ada satu hal lagi yang harus dilakukan.
Ayah bunda harus sejenak rehat dari ragam aktivitas media sosial. Membatasi diri untuk tidak scrolling di sana dan sini. Pikiran manusia perlu diistirahatkan dari hal-hal yang dianggap meresahkan termasuk ‘melihat’ kegiatan anak lain.

Sesekali ayah bunda perlu melakukan travelling bersama ananda. perjalanan bersama akan mendekatkan fisik dan hati. Hati yang saling dekat turut membersihkan pikiran dan jiwa.
Jika pikiran ayah dan bunda tenang, hati pun turut jernih. Ketika fase jernih itulah, hati seseorang terkadang dituntun menuju hal yang tidak pernah disangka-sangka. Ketulusan akan terlihat di pancaran mata ayah dan bunda. Sehingga akan berdampak pada diri ananda.
Percayalah ayah bunda, ananda sudah dibekali kemampuan berpikir yang luar biasa.
Pastikan ketika ia tertarik akan dunia akademis, ananda juga sudah mampu menjalani activity daily living dan kemampuan pra sekolah lainnya.
Tugas orang tua membantu benih-benih itu agar berkembang dan berbuah, sehingga bunga dan buahnya bermanfaat untuk sekitarnya.
Ini hanyalah pilihan bagi orang tua, ingin tetap rileks sambil membersamainya atau tergesa-gesa tapi selalu resah dan gelisah?
Karena setiap aktivitas itu melibatkan prioritas. Dalam menentukan prioritas kita harus memilih.
Selamat memilih.
dreamstime.com
Komentar
Posting Komentar