Langsung ke konten utama

Menjadi Relawan Pendidikan di Kampung Sendiri

Relawan pada hakikatnya adalah kata lain dari kemanusiaan. Seseorang yang tulus, ikhlas, dan bekerja tanpa pamrih untuk menolong dan membantu sesama. 

Relawan pun ada berbagai macam. Ada relawan kesehatan, relawan lingkungan, relawan edukasi politik, relawan sosial kemanusiaan, dan relawan pendidikan.

Pada intinya, kelima hal tersebut memiliki kesamaan. 
Yakni melakukan sesuatu yang bersifat saling membantu tanpa mengharapkan imbalan di bidangnya masing-masing, sesuai passion sang relawan.

Apakah kalian pernah menjadi salah satu dari relawan diatas?

Jujur, tanpa disadari saya pun pernah menjadi salah satunya. Saya memilih menjadi relawan pendidikan.

Berawal dari kesenangan saya berbagi apapun.
Keputusan ini muncul begitu saja. 

Ketika melihat anak-anak sekitar lebih gemar menggenggam gadget ketimbang buku.

Ketika anak-anak menghabiskan waktunya dengan mabar daripada berkegiatan ala petualang bersama teman sebaya.

Ketika anak-anak lebih cepat menggerakkan jari daripada olah tubuh mereka agar jantung dan otot mereka kuat.

Dengan dukungan suami, anak-anak dan orang tua, maka Rumah Baca Dhiyaan berdiri di awal tahun 2018.

Saya memilih menjadi relawan di tempat terdekat, yakni kampung sendri, Desa Cipenjo, Kecamatan Cileungsi, Bogor.

Kami sekeluarga mengajak anak-anak sekitar untuk mencintai buku dan menumbuhkan semangat belajar.

Terlebih tempat tinggal saya masih tergolong desa. 
Dimana orang tuanya mayoritas bekerja sebagai pedagang di pasar, driver online, dan karyawan pabrik. Waktu bekerja yang tak mengenal waktu, kurang memungkinkan anak-anak untuk terbiasa dengan buku  dan atmosfer rak buku sejak kecil.

Persiapan?

Bagaimana dengan sarana dan prasarana?
Ketika dianugerahkan sebagai perempuan dengan talent educator, saya tidak bisa tinggal diam. Rasanya hati sudah terlanjur tergerak untuk menambah pengetahuan anak-anak, bahkan ibundanya.

Cukup kerahkan apa yang dimiliki.
Dimulai dengan membuat rak buku dengan budget yang sangat minim. 

Keberuntungan saya yang kedua adalah memiliki suami yang amat pengertian sekaligus seorang seniman. 
Dengan apiknya beliau membuatkan rak buku untuk Taman Bacaan anak-anak.

Berbekal kayu jati belanda yang ia peroleh dari pasar dekat rumah kami, tak lebih dari sepekan, rangkaian rak itu pun selesai.
Buku-buku nya pun hanya koleksi saya dan keluarga besar sejak kecil.
Namun siapa sangka, buku terus bertambah dari tahun ke tahun.

Donasi dari para sahabat cukup meramaikan koleksi di rumah baca.
Tidak hanya itu, terkadang ada beberapa sahabat yang tulus memberikan sebagian hartanya untuk kelancaran kegiatan di rumah baca.

Sungguh, kepedulian besar lahir dari kepedulian sederhana.

Kegiatannya Apa Saja?

Seperti rumah baca pada umumnya, saya hanya membacakan buku-buku cerita anak setiap pekannya. Melihat binaran mata mereka, sangat menyejukkan hati. Membuat ketagihan siapapun yag mendongengkannya.

Namun, rumah baca ini tidak sekadar kegiatan literasi. Anak-anak usia Sekolah Dasar sangat menyukai pembelajaran alam dan kegiatan motorik.

latihan keseimbangan dapat melatih otot kaki, indra penglihatan, dan organ keseimbangan

Terkadang kami bermain bersama di dekat kali, bermain lempar tangkap bola, dan latihan keseimbangan. 

Menurut beberapa teori, permainan dapat menumbuhkan motivasi sebelum mereka menerima materi inti yang akan disampaikan.

anak-anak melakukan percobaan sains, membuat lilin dari minyak jelantah.

Biasanya rumah baca mengadakan kegiatan memasak, menggambar, eksperimen sains, kreasi DIY, dll. Insyaa Allah, anak-anak senang dan bertambah pengetahuan.

Alat dan bahannya pun biasanya mudah diperoleh. Jika tidak memiliki salah satunya dapat memakai peralatan yang tersedia di di rumah baca.

Ajaibnya, dana kas di rumah baca selalu tersedia. Seorang relawan hanya berikhtiar dan menjalankannya, selanjutnya Allah yang selalu mencukupkan semuanya.

Siapa Saja yang Menjadi Anggotanya?

Siapapun anak-anak yang mau belajar dan mematuhi peraturan rumah baca, maka bebas datang kapan pun.

Rumah baca dibuka tiap hari untuk membaca dan kegiatan hanya satu kali tiap pekannya.

Tidak ada biaya yang dibebankan. Rumah baca hanya membutuhkan kemauan dan semangat untuk datang ke tempat ini.

Biasanya mereka yang datang ke rumah kami, adalah anak-anak yang selalu tersenyum sumringah dan bersuara khas bocah kegirangan. Mendengar itu saja, rasanya sudah menambah mood booster.

Sejauh ini, anak-anak yang datang adalah warga sekitar dan beberapa anak sahabat kami yang kadang datang dari luar kota.
Seperti Jakarta, Bogor dan Depok.

Banyak kesenangan yang saya peroleh dari kegiatan ini.
Tidak hanya membantu anak-anak sekitar yang kebanyakan belum teredukasi dengan literasi. 

Namun pengalaman lainnya, seperti makin terasahnya keterampilan diri. Karena setiap pekan, rumah baca tidak boleh kehabisan ide. 

Anak-anak pasti menanti apa materi selanjutnya. Jangan sampai saya kehilangan wajah-wajah penuh antusias itu.

Selain itu, dengan berdatangan kawan lama dan kawan baru, tentunya makin mempererat silaturahim dan memperbanyak relasi.

Kedatangan sahabat luar biasa, Kak Agus Salim, Moslem Story Teller

Dengan menjadi relawan pendidikan, kita makin banyak bertemu dengan orang-orang luar biasa yang memberi semangat dan wawasan baru.

Berbagi dengan apa yang dimiliki dengan riang dan tanpa paksaan adalah modal utama menjadi relawan. 

Walaupun itu kita anggap kecil, bisa jadi amat besar nilainya bagi yang membutuhkan.

Bidang apapun yang dipilih, pastikan niat dan tujuannya adalah untuk kebaikan.


Walaupun ketulusan seseorang tidak akan pernah bisa diukur, namun  kita tak pernah tahu, hal tersebut baik atau tidak untuk diri kita sebelum mencobanya.
 
Gimana, tertarik untuk menjadi relawan?











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...