Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Morning moms!!
Bagaimana kabar semuanya?
Semoga moms selalu sehat dan membaik di setiap harinya ya…
Btw Kembali lagi di akhir pekan,
Saatnya sharing cerita ibuuuuu
Ada yang sudah punya rencana hari ini mau ngapain?
Atau mau kemana?
Eitss…
Lagi ppkm kok mau pergi-pergi?
Ya…
Bagi saya,
Tergantung tujuan bepergiannya.
Kebetulan,
Karena anak-anak adalah homeschooler, maka bepergian kemanapun adalah bentuk belajar.
Termasuk cerita kali ini.
Adalah pembelajaran penting untuk kami.
*****
Hari kamis lalu, ayahnya anak-anak mengajak pergi ke sebuah tempat di daerah Jonggol.
Beliau menyebutnya funtrip.
Ya memang perjalanan ini beneran fun untuk kami.
Sang Kepala Sekolah yang merancang trip untuk kami,
Agak surprise dan menyebalkan sih awalnya, karena saya belum menyiapkan apa-apa khususnya bekal makanan.
Setelah sejam bekal pun jadi.
Anak-anak pun menyiapkan barang bawaannya sendiri.
Hari ini aku memberi ceklist besar pada mereka, karena berhasil menyiapkan perlengkapan pribadi tanpa tertinggal.
Pukul 09.30 kami pun berangkat dari rumah.
Here we go!
*****
On the road.
Kali Cipamingkis, Jonggol, berjarak 27 km dari metland Cileungsi.
Asiknya, karena berkunjung Ketika weekday, kami tidak bertemu kepadatan lalin.
Bahkan macet pun nyaris tidak ada.
Jalanan pun tergolong mulus, sehingga tidak menyulitkan bagi moms yang ingin membawa kendaraan roda 4.
Setelah pertigaan Cibucil, Jonggol, saya mulai merasakan jalanan ala menuju kampung.
Yakni jalanan yang naik turun, yang didominasi dengan tanjakan.
Sepanjang perjalanan melewati jonggol pun cukup memanjakan mata.
Saya merasa sedikit segar Ketika bertemu hamparan hijau nan luas di jalan raya menuju kali cipamingkis.
View persawahan, sungguh pemandangan yang dirindukan penduduk kota.
Kalau ditanya ingin kesana lagi?
Ya ingin.
Beruntungnya tinggal melipir di sini adalah tidak sulit jika ingin bertemu sawah.
On the Spot
Setelah mampir pom bensin dan berhenti beberapa kali untuk memastikan g-maps, kami pun sampai.
Kami berangkat dengan dua motor, kebetulan adik saya ikut karena sedang ada kerjaan di rumah.
Ketika sampai disana, tidak ada loket atau apapun yang memberikan tiket.
Bahkan tukang parkir pun tidak ada.
Entah jika di akhir pekan, karena banyak orang-orang di sepedahan.
Bukan tidak mungkin banyak warga sekitar yang ikut mencari nafkah di hari itu.
Akhirnya saya menyadari bahwa tempat ini belum resmi dijadikan tempat wisata.
Sebuah lokasi rekreasi sederhana yang sarat kegembiraan anak-anak.
Kali Cipamingkis, Jonggol.
Kami pun menuju saung untuk beristirahat, meletakkan tas, dan menyiapkan bawaan untuk turun ke bawah alias kali.
Uniknya kali Cipamingkis adalah bebatuan yang tidak pada umumnya.
Jika di kali biasanya bebatuan bulat-bulat besar yang berada di perairan.
Cipamingkis tidak.
Selain batu bulat raksasa khas sungai, disana batunya seperti hamparan tembok yang terlentang.
Jika moms sulit membayangkan, batuan layaknya daratan yang dicor habis dengan semen putih.
Karena bukan orang geologi,
Jadinya saya tidak bisa menjelaskan hehehe
Anyway…
Ketika menuju bagian atas kali terdapat rumah makan milik penduduk sekitar yang berupa saung-saung mungil.
Di antara rumah makan juga terdapat saung mushola. MCk pun terbilang bersih dan sederhana, walaupun bagi saya terlalu kecil hehehe.
Di dekat saung ada pula kolam ikan air tawar.
Di sana pemilik warung makan memelihara ikan nila, mujaer, dan ikan mas.
Nampaknya, jika ada pengunjung yang hendak pesan aneka lauk pauk ikan, mereka bisa menyantp ikan dari kolam tersebut.
So.. menikmati view sungai ekstotik sambal menikmati ikan bakar dan nasi liwet kayaknya enak juga ya moms….
Berkunjung ke Kali Cipamingkis seperti mengunjungi sungai unik nan menyegarkan mata.
Alternatif wisata yang mengajak kita mengenal alam dengan percikan air dan bebatuan raksasa yang rupawan.
Memandang jauh kali ini sekaligus membuat manusia berpikir betapa khasnya ukiran Sang Maha Pencipta terhadap hamparan bumi.
Tidak hanya dataran,
Tidak Cuma tanjakan, turunan dan kelokan berlapis aspal.
Terkadang manusia melupakan bentangan yang sungguhan diukir oleh Pemiliknya.
Tumpuan kerak bumi yang membuat pandangan kerap terpana.
Saya berharap pemerintah sekitar bisa lebih memerhatikan keindahan dan kerapihannya,
Agar kelestarian bisa terus berjaga.
Salam Traveller receh
Mama Dhiyaan dan Danish
Komentar
Posting Komentar