Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Semangat sehat moms!
Semoga belum pada bosan dirumah ya, tetap jaga imunitas dan jangan lupa untuk selalu tingkatkan kepedulian pada saudara-saudara kita.
Seiring dengan meningkatnya orang-prang di sekitar yang terpapar covid, PPKM pun diperpanjang oleh pemerintah.
Sekolah pun bakalan daring ya moms.
Tentu kita semua berharap agar kisah langit ini segera usai, namun ada kehendak yang lebih Berkuasa.
Jika dianjurkan untuk keluar rumah seperlunya pasti kita sering keabisan ide mau ngapain lagi sama si kecil di dalam rumah.
Anak-anak tentunya ingin mengeksplor segala yang ada di sekitar mereka.
Pembatasan membuat mereka lebih banyak berada di dalam ruangan.
Walaupun terkadang bisa untuk sesekali berolahraga, seperti bersepeda dan jogging, namun moms dan dads pasti mempunyai waktu yang terbatas.
Apalagi jika moms sudah punya kegiatan masing-masing, baik daring maupun luring.
Lantas bagaimana mengantisipasi kejenuhan Ananda saat di rumah?
Semoga tips di bawah ini bisa membantu moms dirumah:
1. Olahraga
Hampir semua anak-anak tentu menyukai olahraga. Olahraga melibatkan gerak seluruh otot dan sendi. Mengolah raga selain untuk Kesehatan, pun untuk kebahagiaan. Hormon rasa senang biasanya akan meningkat saat berolahraga. Karena itu, seringkali banyak orang yang ingin lagi dan lagi saat menekuni kegiatan tertentu.
Hormon yang dimaksud adakah hormon endorfin. Olahraga akan mengurangi stress dan depresi. Mood akan membaik dan imunitas meningkat.
Tentunya moms bisa sesuaikan jenis olahraga dengan usia Ananda.
Kalau saya memilih lempar bola, berlari, dan bersepeda untuk anak usia 5-8 tahun.
2. Cooking
Kegiatan cooking atau memasak adalah hal yang disukai anak-anak. Terlebih lagi jika kudapan yang dijadikan eksperimen adalah kesukaan mereka.
Saya mewajibkan anak-anak membuat kudapan sekali dalam sepekan. Yang mudah saja seperti donat, cakwe, atau bolu. Makanan yang dibuat usahakan yang melibatkan banyak kooordinasi tangan, mata, telinga. Memasak adalah salah satu cara melatih motorik halus.
Memang pada awalnya mereka seolah merepotkan karena tidak dapat bekerja sesuai keinginan orang dewasa. Namun bukankah itu hal yang lumrah dalam pembelajaran?
Terima ketidaksempurnaan lalu beritahu hal yang benar dan baik.
Percayalah, jika rutin dilakukan, hal ini hanya akan berjalan 1-2 tahun hingga mereka benar-benar dapat membuat sendiri tanpa bantuan, cukup pengawasan.
3. Crafting
Crafting atau prakarya adalah salah satu kegiatan yang menjadi penyeling di penatnya kepadatan kognitif anak di sekolah. Prakarya pun sekarang ini sudah termasuk mata pelajaran di sekolah menengah. Coba moms bayangkan, jika di usia dini tidak dikenalkan, bagaimana kelak akan menghadapi jenjang Pendidikan yang lebih tinggi?
Pastinya jenis crafting lagi-lagi disesuaikan dengan usia Ananda. Karena saya concern terhadap anak usia 5-7 tahun, biasanya saya hanya memberikan kegiatan yang menyertakan kegiatan menggunting, menempel, memberi warna, dll.
Untuk usia yang lebih tinggi tentu sama saja. Hanya tingkatannya di persulit. Jika usia dini hanya membuat origami bentuk kepala kucing, maka Ananda usia 8 tahun keatas bisa membuat origami bangau, katak, atau bunga yang membutuhkan ketekunan dan kerapian lebih besar dibanding karya sebelumnya.
Crafting dapat melatih kesabaran Ananda, menyikapi bagaimana hasil dari kerja kerasnya, dan melatih motorik halus.
Jika Ananda sudah dapat menggunting dan mewarnai, moms tidak perlu membantu. Walaupun terlihat belum sempurna, namun ia sedang berusaha keras menyelesaikan pekerjaannya. Tugas orang dewasa hanya memberi pendampingan dan semangat bahwa kamu bisa lebih baik!
4. Beberes rumah Bersama
Melakukan bersih-bersih Bersama Ananda bisa menjadi hal yang amat menyenangkan lho.
Kelihatannya mereka main-main dan tidak serius, tapi itu adalah proses di usianya. Pernahkah moms lihat anak usia 5-6 tahun lebih suka mengerjakan soal berhitung ketimbang bermain?
Tentu tidak ada.
Moms bisa libatkan Ananda di perkerjaan rumah yang menyenangkan baginya. Misalkan saja, anak-anak biasanya lebih menyukai kegiatan rumah yang menggunkan air. Ikuti saja, lalu dampingi, kerjakan bersamanya.Kalau si bungsu sangat suka jika diminta tolong untuk membersihkan ikan lele.
Setiap kita libatkan mereka dalam banyak hal, ia akan merasa penting dan merasa dibutuhkan.
Kelak akan timbul kepercayaan diri pada Ananda.
Anak yang percaya diri biasanya memiliki kemampuan social yang baik.
Yang penting, jika ada kesalahan saat membantu pekerjaan rumah jangan langsung dimarahi ya moms hehehe
5. Memelihara hewan/ tanaman
Memiliki hewan peliharaan saat pandemic menjadi pilihan yang cocok. Anak-anak pasti suka dengan hewan-hewan kecil yang lucu dan jinak. Memberi makan, membersihkan kendang, dan mengajaknya bermain bisa melatih executive functioning mereka.
seperti Jazli yang amat menyukai reptil, ia terbiasa berjemur bersama sang iguana dan memberinya makan juga memandikannya. Hal tersebut dapat melatih manajemen waktunya. Sesuatu yang ia tidak pernah sadari, tapi pelan-pelan terbentuk.
Yang ia pahami adalah,
aku bisa bermain bersama Shandy dan Igi.
Nama iguana jazli yang besar dan kecil.
Namun sebaiknya, hewan yang dipilih untuk dipelihara adalah hewan yang moms atau dads sanggup untuk membantu merawatnya. Sebab sebagaimana anak-anak, mereka akan menghadapi kebosanan saat merawatnya, tugas ortu adalah mengingatkan Ananda untuk menyayangi hewan tersebut dengan terus memberi makan, membersihkan kandang, dan menyayanginya. Ketika mereka mulai bosan, ortu wajib hadir untuk membantu.
Oleh sebab itu, keputusan untuk memelihara hewan bagi Ananda turut dibarengi dengan ortu yang sanggup dan juga menghadirkan rasa sayang pada hewan tersebut.
Saya sendiri lebih memilih tanaman. Karena merasa belum memiliki kapabilitas dalam merawat hewan.
Biasanya anak-anak turut membantu saat repotting, karena asik bermain tanah. Bahkan beberapa teman mereka suka membantu jika saya kedapatan sedang repotting.
Thats called fitrah.
Dimana mereka menyukai alam dan elemen-elemennya.
Ya begitu deh moms, Taunya mereka main dan main.
Menanam ya main.
Memasak juga main,
belajar pun kadang sambil main.
Merawat hewan dianggapnya juga bermain
Sebab memang itu dunianya, tahapannya.
Kita saja yang membahasakan main. Tapi tetap permainan yang diarahkan,
permainan yang didampingi.
Permainan yang kelak menjadi bekal dalam kehidupannya.
Permainan yang kerap diingat karena dilakukan Bersama ayah dan bunda
Yakinlah,
Bahwa apa yang mereka lakukan bersama orangtuanya jauh lebih diingat daripada mata pelajaran yang kerapkali lebih berat dari beban di pundaknya.
Yukkk moms, manfaatkan waktu saat pandemic.
Segalanya dari langit, sedangkan hikmahnya ada di hati dalam diri, tersimpan rapi dalam tubuh yang masih menapak bumi.
Mari kita petik Bersama sebagaimana kita piawai memanjat saat kecil dulu.
Bagi moms yang WFO, kegiatan ini bisa dilakukan di akhir pekan.
Maksimalkan kualitas, karena kuantitas tidak selamanya menjadi yang teratas.
Salam Petunjuk Permainan
Mama Dhiyaan dan Danish
Komentar
Posting Komentar