Assalamu’alaikum moms!
Jadi ceritanya awal bulan Desember lalu, saya mengikuti zoominar bersama ustad Adriano Rusfi. Kajian parenting ini membahas tentang STACODE (Sang Tawanan Calon Orang Dewasa). Stacode ini berisi sharing seputar pendidikan anak usia 7-12 tahun. Zoominar kali ini berlangsung 4 hari, yaitu dari tanggal 1-4 Desember.
Hari 1: Prinsip dan Filosofi STACODE
Hari 2: Target Kompetensi 1 (Tanggung Jawab dan Kemandirian)
Hari 3: Target Kompetensi 2 (Kemampuan Berpikir dan Sosiabilitas)
Hari 4: Metodologi
Emang ya moms, ini materi luar biasa. Apalagi bagi yang anandanya masih berusia di rentang ini. Banyak sekali PR yang harus kita kejar.
Yaa … saatnya merenung bahwa kita lah perancang kurikulum sesungguhnya.
.
.
Bismillah.
saya coba sharing materi stacode hari pertama ya. Berdasarkan apa yang Ustad AAD sampaikan.
Prinsip dan Filosofi STACODE
STACODE. Ketika pertama kali mendengarnya saya agak gimana gitu. Kirain Bahasa Jerman sebelah mana gitu, ternyata itu adalah singkatan. Sang Tawanan Calon Orang Dewasa (Stacode), ananda yang berusia 7-12 tahun. Keren ya sebutannya.
Stacode tidak lagi anak kecil. Tapi dewasa juga belum.
Perlu diingat kembali bahwa dewasa menurut pandangan islam adalah yang sudah mengalami aqil baligh.
Kembali saya mengingat pelajaran 3 tahun lalu bersama dr. Amir Zuhdi tentanng neuro parenting, bahwa pada awal menjadi stacode, yakni anak yang berusia 7 tahun otak PFC (Prefrontal cortex) sudah terbentuk. Bagian ini adalah otak yang berperan sebagai sistem berpikirnya manusia. Fungsi utama PFC adalah:
1. Memilih dan memutuskan
2. Merencanakan masa depan
3. Memahami nilai-nilai moral
Oleh sebab itu, Sekolah Dasar sebaiknya dimulai di usia 7 tahun atau secepat-cepatnya usia 6 tahun 7 bulan (menurut penuturan seorang sahabat, Ibu Manzilah, S, Psi). Saat itulah ananda sudah mampu mengoperasikan intelektual,sistematika, dan aturan main.
Bagian kedua yang berperan dalam perkembangan kognisi, dalah hippocampus.
Hipocampus. Bagian otak ini mulai terbentuk saat 4 tahun. Hippocampus adalah bagian otak yang berperan dalam kognisi ananda. Seperti membaca dan berhitung dan pikiran kalkulatif membutuhkan hippocampus.
So moms, boleh kenalkan cara berhitung dan membaca di masa ini, dengan persentase 10%
Kenalkan,bukan ajarkan.
Seperti bersama-sama menghitung buah, menghitung lego dan boneka, itu berhitung.
Membaca? Boleh mengenalkan abjad sambil berlompat-lompatan di karpet abjad, atau membaca gambar.
Dan yang terpenting saat moms membacakan buku cerita itu adalah salah satu mengenalkan baca.
Ingat! Masih 4 tahun, otak logika dan nilai-nilai moral belum terbentuk.
Jadi intinya pada ananda usia dini, hippocampus ada, namun pfc belum terbentuk.
Ibaratnya, sudah bisa memakan apapun, tapi tidak tau apa yang dimakan dan apakah baik atau tidak untuknya.
Ustad AAD pun mendukung pernyataan tersebut, bahwa selain cara berpikir yang sudah disiapkan, hormon-hormon pun mulai disiapkan. Jika tubuh dan seisinya sudah siap, maka orang tua boleh mengajarkan hal-hal yang bersifat dislipin.
Jadi moms secara prinsip stacode sudah mampu berpikir secara analitis dan logika, sudah mampu membedakan yang baik dan buruk, mampu mendengarkan kemauan orang lain.
Menurut ustad Aad, ada 3 prinsip yang harus diketahui pada ananda usia 7-12 tahun:
1. Dia adalah budak dan tawanan
Sebetulnya akan muncul konotasi saat mendengar kata ini. Namun itu adalah perumpamaan yang sesuai dengan usia ananda. Sebagaimana tawanan yang disandra, mereka harus diajarkan adab karena sudah memahami nilai dan norma (PFC). Mereka mulai mendengarkan kemauan orang lain dan tidak bisa berbuat suka-suka lagi seperti mereka kala usia dini. Mereka bertindak sesuai kemauan orang lain.
2. Berbasis kewajiban untuk mendapatkan hak
Apa yang mereka inginkan tidak lagi secara Cuma-Cuma. Ananda harus belajar bagaimana untuk mendapatkan sesuatu. Hidup penuh tempaan dan harusnya mereka suka dengan hal ini. Karena di usia ini mereka suka membuat kesepakatan. No pain, no gain. Intinya, pepatah lama bersakit-sakit dahulu, bersenang kemudian sangat berlsaya di masa ini.
3. Sosial dan interpendensi
Jika tahap sebelumnya (0-6 tahun), ananda lebih menyukai bermain bersama ayah dan bunda. Tidak dengan usia ini. Mereka bersosialisasi dengan teman sebaya atau orangtua. Mereka senang bermain dan berkompetisi.
So Anak 7-12 tahun, harus ngapain?
Ketika ananda mulai beranjak besar dan memahami nilai serta bisa membuat pilihan, saat itulah mereka sudah mulai memasuki fase mumayyiz. Fase persiapan menjadi orang dewasa.
Fase ini adalah fase tadrib yaitu, ajar, latih, didik, tempa. Ustad Aad menambahkan bahwa ada beberapa yang harus dilsayakan pada fase ini.
1. Ajarkan kedislipinan
Pada fase ini disebut juga diclipine period. Mereka seharusnya sudah kenyang dengan hal-hal yang sifatnya emosional. Saatnya the stacode diajarkan hal-hal yang berbasis rasio. Bukankah belajar salat juga salah satu bagian dari belajar dislipin?
2. Eksplorasi dan imajinasi
The stacode suka jalan-jalan dan bermain ke luar. Ajak ananda kemah, pergi kea lam, dan menanjak gunung. Mulailah mengajak mereka ke arena petualang.
3. Game kompetitif
The stacode ini sangat suka bermain bersama teman. Lebih suka di luar daripada di rumah. Suka bermain tradisional seperti petak umpet dan bentengan. Mengapa? Karena pada permainan ini ada aturan main, norma, dan kalah menang. Semakin kompetitif, makin menarik. Kompetisi pada usia ini adalah perlombaan yang bersifat have fun saja, seperti lomba 17 agustus an. fun and happy competition.
Pada bagian ini berhubungan dengan kompetensi hidup dasar manusia. Bagaimana kelak mereka bisa dilepas ke masyarkat bergantung pada tahap ini. Pada usia inilah saat yang tepat untuk mengajarkan hal-hal yang berbau survival. Self defense harus dimiliki oleh the stacode. Contoh kegiatan self defense: memanah, berenang, berkuda. Konon katanya memanah bisa mengaktivasi PFC. Wow banget kan. Pantas saja orang yang pandai memanah biasanya bisa mengontrol emosinya.
4. Pengembangan jati diri dan karakter
Usia 0-15 tahun sejatinya adalah masa pengembangan karakter, ustad Aad menyebutnya character building. 15 tahun keatas barulah performing atau disebut juga capacity building. Sehingga pada usia ini ortu harus sangat bersabar dalam melatih, mendidik dan menempa ananda. The stacode masih sangat membutuhkan beberapa kecakapan dasar untuk bekal hidup dewasanya kelak. Cukup tempa, didik, sayangi. Kuatkan mereka dahulu sebelum tampil di luar sana.
5. Elementary School : Dhururiyat Life Skills
Dharuriyat (primer) adalah kebutuhan manusia yang jika tidak dimiliki maka akan mengancam kehidupan. Kebutuhan ini imi meliputi kebutuhan menjaga agama, menjaga kehidupan, menjaga akal , menjaga keturunan, dan menjaga harta.
Huffft…
Hari ini, saya menarik napas cukup dalam ketika memahami satu persatu filosofi dan prinsip stacode ini.
Jadi kepikiran, apakah saya sendiri sudah menyelesaikan tahapan perkembangan di masa dahulu?
Anyway, pendidikan itu gak ada yang sempurna.
Jika ada yang terlewati mari kita ulang bersama, sambil tetap berjalan di tempatnya dan meneruskan perjuangan.
Sang tawanan ini pada dasarnya adalah bocah-bocah yang sudah siap ditempa dan diberi aturan main oleh sang pejuang.
Inilah serunya, ketika Tawanan bertemu dengan Pejuang 😎
Bukankah tiap orang tua adalah pejuang di negaranya masing-masing?
Sekalipun itu Negara Jerman?
Duh ngomong-ngomong soal Negara kelahiran Hitler itu,
Nilai saya D di pelajaran Bahasa Jerman.
Ndableg banget kalo suruh ngomong ein, zwei, drei.
Hehehe 😁
Ya udah lanjut lusa ya moms untuk bagian kedua dan selanjutnya.
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Salam Bukan Orang Jerman,
Mama Dhiyaan dan Danish
Komentar
Posting Komentar