Assalamu’alaikum moms!
Beberapa pekan lalu, aku kembali merecall tentang stacode melalui buku catatanku yang selalu berbunga.
Dan...
Panjang pake bangett! 😂
Tapi tetep aku coba ringkas berdasarkan isi kepalaku ya hehehe
Pada materi terakhir ini, Ustad Aad menjelaskan tentang metodologi pendidikan anak stacode.
Mendengar kata metodologi kok aku jadi ngeri sendiri.
Teringat akan pelajaran belasan tahun silam tentang metodologi penelitian yang gak pernah dapet bagus hahahaha…
Padahal ya, jika ditilik kembali arti metodologi adalah perihal metode.
Artinya ya cara. Cara-cara untuk mendidik stacode.
Anyway, diawal zoominar, Ustad Aad kembali mengingatkan bahwa sang tawanan itu pada intinya harus ditempadan diarahkan.
Jika pada usia 0-7 tahun melalui pendekatan parenting, yakni melalui unsur-unsur fitrah, keteladanan (sirah) dan keteladanan ortu itu sendiri. Structure learning of experience ananda di usia ini adalah melalui cerita.
Sedangkan pada ananda 7-12 tahun (stacode) adalah dengan pendekatan paedagogik. Paedagogik artinya pendidikan anak-anak.
Ada beberapa poin dalam pendekatan paedagogik:
1.Mulai ada kurikulum yang kita desain tanpa mengabaikan kurikulum Allah.
2. Ada learning structure
3. Ada target kompetensi (lulus dan tidak lulus)
4. Ada pembelajaran bahasa tingkat gramatika/ sastra.
5. Ada 6 unsur kurikulum yang harus tersedia, yaitu:
- System (target kompetensi, mau dibawa kemana pendidikan ini, ukuran kelulusan?)
- Bagaimana kualifikasi pendidik?
- Bagaimana dengan peserta didik?
- Apa metodelogi yang digunakan?
- Apa instrumen dan teknologi yang digunakan?
- Evaluasi/ tolok ukur keberhasilan
Masa pendidikan
Pendidikan stacode berorientasi pada pendidikan karakter.
Pendekatan character building, dimensi yang bersifat afektif/ nilsi-nilai kehidupan harus dikuatkan.
Pendidikan selanjutnya adalah pendekatan tarbiyah, nuansa development, pembentukan building.
Pendidikan tarbiyah merupakan proses pendidikan secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan manusia. Tarbiyah bertujuan menjaga dan mengambangkan fitrah yang ada dalam dirinya sampai menuju pada kesempurnannya, sehingga mampu menempatkan fitrahnya pada tempat yang semestinya sebagai manusia.
Pada tarbiyah lebih banyak unsur konstruk daripada konten. Tarbiyah lebih banyak bicara desain daripada isi. Pada dasarnya, pendidikan harus lebih banyak bicara konstruk.
Harapannya, agar di usia 15 tahun ke atas bisa diisi dengan berbagai konten.
Konten akan bermakna jika konstruknya ada.
Lalu wadahnya seperti apa?
Wadah yang built up.
Jadi moms,
Intinya usia 7-12 tahun, pendidikan berpusat pada:
- Membangun dan membina
- Character building
- Kontruksi (bangunan)
Misal:
baca buku/ berita ekonomi --> konten
Kuliah ekonomi --> konstruk
Ustad Aad bilang, usia 7-12 tahun tidak perlu dibanjiri konten, nanti bisa meluap hehehe.
Mungkin sebagian teman-teman masih bertanya-tanya apa sih konstruk?
Apa sih konten?
Coba moms bayangkan sebuah gelas berisi air. Gelas adalah bangunannya atau disebut konstruk. Lalu air adalah isinya (konten).
Jika ananda diberi isi terus tanpa bangunan yang belum JADI, maka bagaimana hasilnya?
Oleh sebab itu, kuatkan bangunan ananda. Baru menyibukkan dengan mengisi aneka air
Entah itu air putih, sirup, susu, jus buah, bahkan madu.
Jika konstruk kuat, diisi apapun akan adaptif.
Karena konten itu sesuatu yang mudah kadaluarsa.
Metodologi Pendidikan 7-12 Tahun
Tarbiyah, seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa tarbiyah menekankan pada konstruk terlebih dahulu. Artinya berusaha menumbuhkan fitrah anak agar tumbuh kebaikan dengan sendirinya. Agar mudah memasukkan kebaikan dengan otomatis.
Aktualisasi diri secara bertanggung jawab
Aktualisasi berasal dari kata aktual.
Aktual dalam kbbi artinya betul-betul ada dan terjadi, sedang menjadi pembicaraan banyak orang.
Aktualisasi diri menurut Maslow, merupakan penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas-kapasitas, potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan diri tersebut.
Literatur lain menyebutkan bahwa aktualisasi diri adalah proses kematangan diri seseorang dan menempatkan dirinya pada potensi yang dimilikinya.
Dapat dirangkum bahwa aktualisasi diri mencakup pemenuhan kebutuhan diri dimana seseorang sadar akan potensinya. Agar menyadari potensinya dan digunakan dengan bertanggung jawab, seseorang perlu mengenal dirinya sendiri.
Proses pengenalan dan pemahaman diri sendiri dapat dilakukan dengan eksplorasi diri.
Stacode ini perlu melakukan banyak eksplorasi sebelum menuju fase aktualisasi.
Usia 7-12 tahun adalah usia exploring (jelajah dan menggali).
Eksplorasi yang dilakukan adalah eksplorasi terhadap alam dan sosial.
Eksplor alam --> dengan mengajaknya mengunjungi gunung, pantai, bukit untuk kemping.
Eksplor sosial --> berkenalan dengan teman, berteman, bermain.
Mengapa harus eksplorasi?
Karena eksplorasi adalah bagian dari mengenal diri dan orang lain. suka atau tidak suka.
Melalui eksplorasi diri kekhasan manusia mudah terlihat.
Ada beberapa tahapan dalam eksplorasi diri:
1. Self introduction, tahap anak mengenal diri sendiri.
2. Self acceptance, ketika anak menerima dan memahami kelebihan dan kekurangan diri.
3. Self direction, saat mereka memiliki rumusan/ tujuan misi hidupnya.
4. Self management adalah kemampuan anak mengelola potensi, mengelola aset
5. Self evaluation adalah kemampuan anak dalam menilai diri.
6. Self recovery adalah eksplorasi tertinggi ananda. ketika anak babak belur, salah jalan dan khilaf mereka bisa memperbaiki hati dan dirinya sendiri. Tidak terpuruk dalam masalahnya sendiri.
Setelah ananda melakukan eksplorasi bukan tidak mungkin mereka akan memasuki tahap aktualisasi diri.
Aktualisasi diri pada akhirnya bertujuan agar seseorang menjadi manusia sukses.
Cirri manusia sukses:
Berbahagia
Potensi teraktualisasi utuh
Bermanfaat
So moms, aktualisasi diri pada ananda 7-12 tahun tidak boleh bersifat dekstruktif. Harus bernilai manfaat.
Penempaan
Ibarat besi muda, ananda 7-12 tahun harus terus menerus ditempa.
Mereka seperti benda berdimensi lentur, tapi kuatnya sudah terbangun.
Tidak ada protecting layaknya anak usia dini, mereka butuh supporting.
Sekolah sebetulnya adalah mitra tega.
Penempaan dimulai dari dislipin.
Dislipin, tertib aturan, berjuang, dan konsistensi sudah harus ditegakkan di usia ini.
Jadi moms, pendidikan keras di usia ini adalah pendidikan yang ramah masa depan anak.
0-7: ramah anak
Penempaan juga dapat berupa kemiliteran (baris berbaris), paskibraka, upacara pendekatan yang dilakukan tentara.
Jika dislipin ditegakkan di atas 12 tahun maka akan terjadi perlawanan/ pemberontakan.
Diatas 12 tahun --> jadikan sahabat, ortu adalah teman.
Sayyidina Ali says:
0-7 tahun (raja)
7- 12 tahun (tawanan)
12-17 tahun (sahabat)
Under supervisor adulthood (12 tahun ke atas)
Orang tua juga wajib memulikan guru
Periode penempaan hadirkan ayah.
Sepertinya PR kita semua ya moms, dimana ananda 7-12 tahun perlu mendapatkan penempaan.
Karena dislipin terjadi di usia ini.
Sebisa mungkin jangan sampai kita kebablasan hingga mereka belum pernah menjadi tawanan hingga usia aqil baligh.
Teknik
Teknik dalam mendidik stacode adalah aksi dari metodologi.
Competitive game in natural exploration
Jika diperhatikan, ananda 7-12 tahun senang bermain tradisional yang banyak mengeluarkan energi. Mereka senang berlari, berkejaran, lalu ada yang menang dan kalah. Sebut saja permainan petak umpet, gobak sodor, colek sabun, bentengan, dll.
Walaupun tidak bisa dimungkuri, bahwa permainan tradisional semakin jarang ditemukan sekarang ini.
Ya… bisa dibilang permainan ini adalah maenan emak bapak para stacode ya moms.. hehehe.
Anyway,
Mengapa penuh dengan perhitungan dan aturan main?
Coba diingat bahwa permainan-permainan tersebut pasti memiliki hitungan, adu cepat, kejujuran, dan rules of playing.
Adakah alasan khusus?
Ya, tentu saja.
Sebab usia mereka adalah usia mematuhi aturan. Mereka senang menjalaninya.
7-12 tahun adalah level konvensi (pemufakatan).
Level peraturan dan kesepakatan.
Dan kompetisi game ini adalah bagian dari penempaan.
Story reading
Bacakan cerita hingga ananda berusia 9 tahun.
Hal ini dilakukan sebagai dorongan literasi agar menumbuhkan semangat membaca.
Literasi merupakan bahan mentah untuk berpikir.
Yang pada akhirnya mengharapkan anada agar bisa reading the universe with dzikir and pikir.
menyelesaikan basis-basis kehidupan dasar
ananda harus mampu survive di kehidupan nyata.
Ananda sebaiknya mempelajari 3 kemampuan dasar yaitu, memanah, berkuda, dan berenang.
Ketiga hal tersebut hanyalah basis. Implementasinya ketika mereka 10 tahun ke atas.
Alhamdulillah.
Pembahasan stacode akhirnya finish ya moms.
Dan buanyak sekali hal-hal yang jujur saja aku tidak ketahui sebelumnya.
Masih ada untungnya, ketika aku baru saja memulai tahapan pada ananda yang baru berusia 7 tahun.
Lalu bagaimana jika terlambat?
Dimana di tahap sebelumnya (0-6 tahun), ananda belum kenyang, belum dipenuhi tangki cintanya?
Belum selesai tahapannya?
Ustad Aad bilang,
Bayar saja utangnya, segera lunasi.
Tapi berbarengan dengan apa yang harus dilakukan di usianya.
Seperti quote diatas,
setelah terlambat, kamu akan menghargai keajaiban dalam hidup.
Jalani saja cerita terlambat ini.
Karena sudah bagian dari rencana-Nya.
Berat?
Iya pasti.
Yakin saja kita pasti dimampukan-Nya.
Wassalamu’alaikum warohamatullohi wabarokatuh.
Salam Musim Hujan
Mama Dhiyaan dan Danish
Komentar
Posting Komentar