Langsung ke konten utama

4 Cara Mudah Agar Ananda bisa Konsentrasi Belajar

Assalamu’alaikum moms!

Masih semangat mendampingi daring dong 😉

Beberapa waktu lalu ada meme di media sosial tentang posisi anak SD saat belajar daring. Awalnya duduk manis, duduk sandaran, mulai tengkurap lalu kelamaan berbaring.
Pokoknya, sukak sukak elu dah tonk! 🤣

Bagi beberapa orang tua hal tersebut menyebalkan. Karena akan memperpanjang waktu belajar. Dannnn karena tidak sesuai ekspektasi moms.

Namun begitu, setiap tingkah laku yang menurut kita aneh tentu berdasarkan usia, kondis fisik, kondisi sosial, dll.

Mari kita renungi bersama, 
Mengapa anak-anak sulit duduk konsentrasi berlama-lama?
Mengapa kita, orang dewasa, bisa?
****

Rentang Waktu Konsentrasi pada Anak

Seorang anak memiliki rentang perhatian 2-3 menit per usianya. Misalkan, anak moms berusia 8 tahun, artinya ananda memiliki rentang perhatian 16-24 menit.  Jadi, pada umumnya, seorang anak dapat mempertahankan fokusnya selama rentang waktu 2-3 menit dikalikan usianya. Semakin besar usia, maka makin lama rentang perhatiannya.

Rentang Perhatian Anak:
Usia 2 tahun : 4-6menit
Usia 4 tahun : 8-12 tahun
Usia 6 tahun : 12-18 menit
Usia 8 tahun : 16-24 menit
Usia 10 tahun : 20-30menit
Usia 12 tahun : 24-36 menit

Namun para pakar juga menetapkan batas atas selama lima menit dari rentang tersebut. Misalkan saja, batas maksimal konsentrasi anak 10 tahun adalah 30 menit+5 menit = 35 menit.

Rentang perhatian diatas tentu bukan suatu yang baku. Bisa saja ananda memiliki rentang fokus yang lebih lama atau lebih singkat.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal:
1. Gangguan di dekatnya
2. Seberapa lapar/ lelahnya ananda
3. Seberapa tertarik ananda akan hal yang dipelajari.

So…
Wajar ya moms jika anak-anak kadang antusias dan bertahan lama, mungkin karena yang mereka pelajari begitu menarik minatnya.
Sebaliknya, perhatian akan memendek jika yang dipelajari menyebalkan baginya atau kondisi fisik yang gak memungkinkan mereka untuk duduk berlama.
****

Agaknya hal tentang kesenangan itu benar adanya.
Aku kembali teringat bahwa Dhiyaan hanya bertahan 10 menit saat menulis.
Menulis adalah hal membosankan baginya.
Namun saat ia mengadoni tepung, lantas membuat donat, cakwe dan aneka panganan lainnya yang berbahan dasar tepung, maka ia akan betah selama lebih dari 30 menit.
sebuah waktu yang jauh dari usianya. Karena jika dikalikan dengan usianya, ia hanya memiliki batas atas (3x6)+5 menit= 23 menit

Namun hidup tentu saja tidak sebatas apa yang disukai dan tidak.
Setiap individu harus menjalankan apa yang sudah dipilihnya, termasuk patuh dalam aturan pendidikan.

Aku sendiri adalah praktisi homeschooler, anak-anak harus mematuhi segala tata tertib yang ayah dan ibu buat. Khususnya untuk anak yang sudah berusia 7 tahun.

Sedangkan moms yang memilih jalur sekolah konvensional tentu saja sama. Ananda harus mematuhi tata tertib sekolah, termasuk mengerjakan tugas yang mata pelajarannya tidak disukai. Sebuuuuut saja, ananda tidak menyukai matematika, lantas hanya memiliki rentang waktu pendek, dua kali usianya.

Lalu bagaimana?

moms tidak bisa memaksakan anak-anak dari tidak suka menjadi suka.
Tapi moms bisa memperpanjang waktu konsentrasi.

Cara memperpanjang waktu konsentrasi:
1. Sertakan kegiatan kreativitas jika anak tidak enjoy dalam mengerjakan sesuatu. Misalnya begini, jika dhiyaan tidak suka menulis, saya coba bilang,
"Nanti sehabis nulis boleh bikin slime."
Anak itu kontan tambah semangat menulisnya, karena ada hal yang dinantinya.
2. Cobalah ice breaking sejenak, dengan melompat atau senam jari.
3. Sering-sering berkonsultasi dengan ananda, mengapa tidak suka, lantas maunya bagaimana, menyentuh hatinya terkadang menjadi hal yang mengagumkan baginya. Karena ia berpikir, “wowww, mama memahamiku
4. Buat istirahat pendek untuk tugas sulit.
Misalkan, ananda 10 tahun bisa focus selama 30 menit.
Sebelum ia bosan, maka moms bisa jeda di 15 menit pertama dengan melakukan istirahat selama 5 menit.

Nah moms gimana tips dari ku,
Semoga bermanfaat ya.

Pada intinya mau daring atau luring, homeschooling or schooling, anak-anak membutuhkan ortu.

Mungkin ini saat yang pas bagi kita untuk mengeruk kebaikan sebanyak-banyaknya.
Kebaikan yang tadinya lebih besar ke teacher mereka, kini berpindah kepada moms dan dads tercinta. 

MaaSyaa Allah,,
Ternyata pandemi ini secara tidak langsung mengarahkan banyak orang untuk memperoleh keindahan dari dalam rumah sendiri.
Tanpa disadari...

Aku jadi ingat ucapan salah seorang sahabat,
"Saya tidak pernah tau amalan mana yang diterima Allah, maka itu saya lakukan kebaikan sebanyak mungkin."

Terkadang waktu mengajarkan banyak hal untuk seseorang jadi membaik.

Salam pengen baik,
MAMA Dhiyaan & Danish

Sumber:
https://www.brainbalancecenters.com/blog/normal-attention-span-expectations-by-age

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...