Langsung ke konten utama

Stigmatized

Dulu di kepalaku, Stigma itu kepala putik.

Tapi aku baru ingat, kalo yang ini definisinya bikin sakit kepala.


Back to 2002

When I still fifteen . . .


We live our lives on different sides 

But we keep together you and I

Just live our lives

Stigmatized.


We’ll live our lives 

We’ll take the punches everyday

We’ll live our lives

I know we’re gonna find our way


I believe in you

Even if no one understand

I believe in you, and I don’t really give a damn

If we’re stigmatized


Tiba-tiba aku teringat dengan bait lagu zaman SMA dulu. Lagu The Calling yang ini kesukaanku sejak dulu. Padahal saat itu aku tidak paham apa maknanya. Aku hanya menyukai warna suara vokalisnya, Alex Band. Aku juga suka aransemen nya yang enak banget. Remaja tidak pernah tahu akan makna. Hanya sekadar suka.

Setelah didengarkan sekali lagi, ada makna dalam di balik lagu ini.

Stigmatized.


Walaupun di dalam lagu sebenarnya stigma yang dimaksud timbul karena adanya perbedaan agama dalam bermasyarakat, aku tidak mau sentuh disitu. Aku hanya tertarik soal stigma orang lain yang suka bikin baper, lalu berujung pada ketidak sehatan mental dan jiwa seseorang.

*****

Stigma.

Stigma= stigmat= cap/ tanda/label

Stigma dalam KBBI artinya ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. 

Stigma berhubungan dengan pandangan orang lain terhadap diri seseorang. Tidak hanya menyangkut personal, lebih luas lagi. Pandangan tentang apapun. Stigma sosial, stigma tentang keamanan, sebuah Lembaga, dan lain-lain. 

Stigma berawal dari prasangka yang meluas. Prasangka bisa positif dan negatif.

Biasanya stigma lahir dari prasangka yang negatif.

Dari prasangka akan muncul diskriminasi. Diskriminasi adalah prilaku negatif yang ditunjukkan individu kepada anggota kelompok sosial yang menjadi objek dari prasangka tersebut. Kemudian lahirlah stigma. 


Singkat kata aku menyebut stigma sebagai pandangan orla yang belum di riset. Belum tahu sebenarnya apa yang terjadi. Tidak paham persis apa yang dihadapkan. Jika sudah paham, tentu yang ada hanya prasangka baik dan tidak akan pernah lahir stigma.

*****

Namun, seperti yang Alex katakan di lagunya.

Bahwa we’ll take the punches everyday

We’ll live our lives


Artinya tiap hari kita akan dapat pukulan. Pukulan disini adalah cobaan, ujian.

Termasuk di dalamnya mendapat labeling dari orang lain.

Tapi kita harus tetap menjalani hidup.


Stigma adalah bagian dari ujian kehidupan.


Setiap hari hidup manusia selau bergesekan dengan ini dan itu.

Tidak mungkin tidak ada masalah.


Selalu lahir berbagai macam prasangka, lalu stigma.


Mau kerja,

Mau di rumah

Stigmatized


Bisa masak,

Grabfood terus 

Stigmatized


Emak gemuk,

Emak kuyus,

Stigmatized


Sekolah,

Unschooling,

Stigmatized


Selama masih berdampingan dengan orang banyak, kemungkinan besar akan timbul stigma.

Kita tidak bisa memaksa agar orang lain memahami kita sepenuhnya.


Justru sebaliknya, diri ini saja yang mencari tau sebab musabab suatu asal dan belajar memahami sesuatu agar tidak mudah timbul prasangka. Mencoba sebentar menjadi computating person, yang pandai menganalisis sesuatu. Sehingga tidak tenggelam dalam sebuah stigma.


Hati-hati, prasangka buruk yang terus menerus akan melahirkan stigma.

Intinya, Kelola hati dulu, lalu bawa ke atas. Biar kepala yang mencerna.


Bagaimana jika diri sendiri yang mendapatkan stigma tersebut?

Pejamkan mata, tenangkan diri, tanya pada hati kecil apa yang terbaik bagi diri kita. Ketenangan hidup berasal dari hati yang mendekat diri denganNya. Tutup telinga dan tanyakan padaNya. Insyaa Allah akan ada jawaban, akan ada keyakinan.

Jawaban yang menyertakan penghuni langit, biasanya adalah sesuatu yang diridai.

Karena sejatinya, hanya diri kita sendiri yang tahu pasti akan kehidupan kita.


Tidak perlu menjelaskan sebanyak satu rim kertas pada orang lain.

Stigma akan terus lahir selama kita masih di dunia.


Just live our lives…



Mama dhiyaan dan Danish




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...