“Ibu… aku mau boneka Masha yang itu!”, ujar perempuan kecil berusia 3 tahun itu.
Rania, ibu muda berusia 28 tahun itu bukan tidak ingin membelikan, hanya saja di tanggal tua begini rasanya sayang jika sisa perjuangan hanya dibelikan sebuah boneka. Rania sadar sebagai ibu rumah tangga ia belum memiliki penghasilan sendiri. Jika meminta lagi kepada suami pun ia merasa tidak enak karena baru beberapa hari ia minta dibelikan daster pekalongan dan jilbab silky. Rania pun bingung, ingin sekali menyenangkan hati putrinya tanpa harus meninggalkannya untuk beraktivitas di ranah publik.
******************************************************************************
Keadaan demikian tentu banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari dimana seorang wanita ingin sekali memiliki penghasilan sendiri tetapi juga mereka lebih nyaman berkegiatan di ranah domestik. Tentunya banyak cara jika bunda yang memilih untuk menjadi Stay at Home Mom (SAHM) sekaligus ingin memiliki penghasilan. Penghasilan adalah salah satu rezeki yang turun langsung dari langit. Rezeki sudah ditetapkan jauh sebelum kita lahir ke bumi. Oleh sebab itu, bunda yang memutuskan untuk menjadi SAHM tidak perlu kuatir akan sebuah rezeki.
Jika bunda ingin memiliki penghasilan dari rumah namun bingung caranya, berikut ada beberap tips untuk bunda pertimbangan seputar usaha rumahan yang bisa bunda lakukan dari rumah sendiri.
- Usaha kuliner
Usaha ini bisa dilakukan untuk moms yang hobinya memasak dan mencoba resep baru. Kuliner bisa terbagi menjadi usaha makanan dan minuman. Bagi moms yang lebih tertarik pada kudapan ringan atau makanan berat bisa mencoba usaha makanan. Sebaliknya, jika moms tertarik dengan usaha minuman, moms bisa mencobanya dengan membuat resep-resep kekinian. Tergantung mangsa pasar, ingin minuman kekinian atau minuman sehat. Semuanya tergantung pada keahlian diri dan target pasar. Sebagai contoh, seorang pengusaha rumahan memasang target pada anak sekolah dan kaum milenial. Minuman yang ia pilih adalah susu segar yang ditambahi aneka rasa. Omset pun terbilang lumayan karena pemilik usaha tersebut mengenal targetnya dengan baik. Jadi, usaha rumahan bukan saja tergantung dengan apa yang kita suka, tapi apa yang pasar suka.
- Bisnis Pendidikan
Bagi moms yang sangat suka berbagi, usaha inilah yang bisa menjadi salah satu pilihan. Terlebih lagi jika moms berasal dari dislipin ilmu Pendidikan atau memang ahli di bidangnya. Sebut aja, Kak Tedhy seorang milenial yang menempuh Pendidikan di pesantren terkemuka di Jawa Timur selama bertahun-tahun. Beliau pada akhirnya ingin membagikan sebagian ilmunya melalui rumah mengajinya. Kak Tedhy mengajar anak-anak kecil mengaji dengan berbekal ilmu pesantrennya.
Adapula contoh lain, Kak Rahma seorang ibu rumah tangga lulusan sarjana keperawatan sangat sayang dengan anak-anak kecil. Walaupun basis pendidikannya bukan Pendidikan anak usia dini, namun karena keikhlasannya, saat ini ia membuka rumah pintar dan mengajari anak-anak di desa terpencil Kalimantan Utara. Tentu saja ini tidak berharap omset besar. Kak Rahma sendiri menerima balasan dari para warga berupa hasil bumi seperti beras, pisang, dan sayur mayur. Pendapatan yang diperoleh dalam bentuk lain.
![]() |
| Kak Rahma bersama anak-anak sekolah dasar di Kecamatan Krayan, Kalimantan Utara |
Indahnya usaha dalam dunia Pendidikan adalah tidak hanya mendapat sebagian rezeki dari orang lain. Namun juag bisa menjadi amal jariyah bagi sang pemilik usaha. Dalam dunia Pendidikan, income dalah nomor sekian. Nomor satunya adalah panggilan langit dan keikhlasan hati.
- Usaha sesuai dengan Keahlian (skill)
Usaha ini biasanya bagi moms yang memiliki keahlian khusus. Biasanya usaha ini bergerak di bidang jasa. Moms bisa saja memiliki sertifikat keahlian tersebut ataupun tidak. Namun alangkah baiknya jika moms sudah tersertifikasi sebelum membuka usaha tersebut. Contohnya, Mbak Ami membuka salon wanita di rumahnya. Salonnya begitu ramai, ia pun sudah memiliki sertifikat dari salah satu kursus pangkas rambut. Selain itu, Mbak Ami sangat ramah terhadap pengunjungnya. Jika moms tertarik pada usaha semacam ini, hal lain yang hjarus dimiliki selain keterampilan adalah attitude. Customer akan semakin ramai jika kita bersikap ramah dan welcome kepada mereka.
- Jasa Penitipan
Jasa penitipan atau yang kita kenal dengan jastip adalah usaha membelanjakan barang bagi seseorang dimana seller mendapatkan komisi dari barang yang dipesan customer. Jastip sangat sesuai dengan moms yang hobi berbelanja dan travelling. Bagi moms yang suka jalan-jalan akan menambah kebahagiaan jika kita berkeliling kota dan dunia sambal memperoleh omset. Moms yang sering mendatangi toko perbelanjaan yang lokasinya agak jauh dari tempat tinggal moms juga bisa melakukan usaha jastip ini.
Mbak Niken, ibu rumah tangga lulusan institut pertanian memilih jastip sebagai salah satu sumber omsetnya. Beliau kerap berbelanja barang rumah tangga dan furniture di salah satu toko perbelanjaan besar di Tangerang. Tentu saja customer yang tidak menjangkau lokasi tersebut bisa memanfaatkan jastip dari Mbak Niken.
- Reseller
Bagi moms yang belum memiliki kesempatan untuk meghasilkan barang dan jasa, bisa memilih jalur ini. Reseller adalah seseorang yang menjual kembali barang orang lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan. Moms bisa menjual kembali benda yang moms suka atau ketahui baik asal usulnya. Mengapa demikian? Jika kita mengetahui baik akan barang yang kita jual tentunya akan lebih fasih menjelaskan pada customer.
Sebagai contoh, Kak Yuni seorang ibu rumah tangga lebih memilh menjual kembali produk makanan kesehatan seperti kurma, chia seed, dan Himalayan salt. Beliau sudah mencoba dan memakainya. Kak Rahma bisa membuat iklan kepada calon customer seapik mungkin karena sudah mengenal baik produk yang ia beli dari produsennya.
Kelima usaha tersebut adalah sebagian contoh yang moms bisa lakukan dari rumah sendiri. Semuanya tergantung pada keinginan dan kemampuan. Jika moms sudah sesuai dengan salah satu jenis usaha tersebut, langkah selanjutnya adalah konsisten. Konsistensi adalah hal yang paling sulit dilakukan saat mulai berusaha. Biasanya semangat akan turun saat customer sepi, dan penjual mulai mundur karena malas berinovasi. Saat customer sepi pun seller perlu melakukan evaluasi. Banyak kemungkinan yang terjadi sehingga perlu dilakukan beberapa perbaikan. Jangan lupa, customer yang datang pun atas izin Sang Pencipta Langit. Bisa jadi sebagai seller kita lupa akan hal tersebut dan focus pada hal yang tidak terlihat. Oleh karena itu evaluasi pun harus dilakukan sedetail-detailnya setiap bulannya.
Selamat membuka usaha,
Mama Dhiyaan dan Danish

Komentar
Posting Komentar