Langsung ke konten utama

PIHDOT

Assalamualaikum bunda.......

hari ini aku mau cerita pihdot ahh...:)

Pihdot bukan kue dan bukan pula sejenis hewan laut.
Ia bukan pula buah buahan apalagi hewan melata.

Pihdot merupakan akronim dari ‘menyapih dot’.
Dan itu susahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

Saya hampir menyerah.
Tapi bukan emak2 bawa matic namanya kalo gitu aja menyerah.. :p


.
.
Berawal kala siang hari, gelas magmag kakak yang ilang seminggu lalu.
Dicari ke pelosok manapun gak ketemu.
Akhirnya kakak minum susu pake gelas.
Mau??
Ya kudu mau.
Malamnya pun sama, minum pakApa itu pihdot??
e gelas.
Karena gelas magmag yang step 2 itu belum ketemu juga.

Singkat kata,
Mungkin gelas berujung dot yang entah kemana itu sudah ditakdirkan hilang agar kakak bisa pisah dari dot.

Bisaa??
Ya kudu bisa.

Dan Qadarullah,
Kakak pun benar2 bisa pisah dari dot nya.

Konon gelas magmag nya sudah ketemu di hari kedua kehilangan.
Map ya kak wkwkwkwk
.
.
Aku udah melakukan pihdot ini dari kakak usia 2 tahun.
Tapi apa hasilnya??

Kakak gak mau minum susu blasss.
Padahal segala gelas helo kity,helo panda dan helo moto sekalian udah dibeliin.
Eeee yang ada,
“ Dhiyaan gak mau minum susu lagi ah ibu!!” sambil kabur maen sepedah.
DUHH ILEH.

Terpaksa balik lagi ke dotttt.
.
Setelah melakukan pengkajian berulang dengan mengumpulkan teori dari kampus UGM (Universitas Google Mandiri), narasumber di televisi dan medsos serta membaca artikel majalah ternyata yang aku lakukan itu salahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh… hehehe
Dimana salahnya??? Nih dia:
1.       Frekuensi sounding ‘jangan pake dot’ yang kurang kosnsisten dan terlalu cepat
2.       Langsung mengkonversi dari dot (empeng) ke gelas akibatnya anak kaget.
3.       Ingin terburu-buru gak pake dot kayak anak tetangga :p
4.       Terlalu banyak kata ‘kasian… kasian…. Kasian….’ Di lubuk hati ini.
.
Belajar dari kekeliruan tersebut, dan dipraktekan sendiri ternyata tidaklah terlalu sulit untuk melakukan pihdot.
Asal jangan tergesa-gesa.
Karena kita menghadapi anak balita yang yaaa ampun logikanya belum jadi.
Percuma dijelaskan bahwa dot itu tidak baik karena blab la bla bla blab la bala bala hehehehe.
.
Nah bunda-bunda yang arif dan bijaksana (ciyelahhh), ini ada sedikit tips dari aku,,
Namun begitu namanya juga tips, bisa berlaku di beberapa anak dan belum tentu juga bisa berkerja baik pada anak bunda, maka itu aku bilang tadi,bunda yang bijaksana yukkk kalo mau tau scroll terus:

TIPS PIHDOT ala Mama Si Kembar:

1.       Sounding terus. Gak boleh bosen.
Aku melakukan sounding ‘jangan pake dot’ hampir 2 tahun.
Sebetulnya bisa lebih cepat asal konsisten dan gak nunggu botol susu ilang baru pihdot hahahaha
Kakak berhasil pihdot di usia 43 bulan.
Contoh sounding:
“ kak, yang pake dot itu Cuma dedek bayi loh”
“kak , nanti kalo kelamaan pake dot bibirnya bisa kayak bebek gitu”
“kak, kalo ngedot sambil tiduran nanti susunya bisa masuk ke saluran telinga”

2.       Lakukan pengkonversian dari dot ke gelas secara bertahap
Seharusnya kalo pake magmag: step1-step2-step3-gelas.
Atau singkat kata: dot karet-gelas yang ujungnya berlubang 3 atau 4-gelas bersedotan-gelas biasa.
dan jangan pernah menampakkan dot lagi.kalo perlu umpetin... hehehe.
step 1

step 2. kakak pake ini sampai 3 tahunan 


step 3, kakakpake ini selang seling dengan step 2
3.       Ketika baru saja mulai pihdot selalu dampingi kalo perlu dipangku.
Dot adalah sahabat terbaiknya. Dalam dot ada kenyamanan pengganti asi bunda.
Wajar jika mereka sangat kehilangan ketika harus pihdot, harus keluar dari zona nyamannya.
Maka itu, bunda lah yang kudu menciptakan zona kenyamanan di sekitar ananda.
Bisa dengan menyediakan boneka, selimut lucu, bola karet, di sekitar kasur ananda. Sambil dipangku minumnya, jangan pernah ditinggal saat pihdot.
In Shaa Allah tidak lama kok.

4.       Beri pujian saat ia berhasil menghabiskan susu dari gelas biasa.
Pujiannya tentu saja disertakan sentuhan. Bisa dengan mengusap kepala atau memeluk dan mencium pipi si kecil.

5.       Sabar
Karena sabar adalah salah satu kunci keberhasilan.

6.       Intervensi Allah
Ini seharusnya ada di urutan pertama. Apapun seluruh usaha kita,jika tanpa intervensi dari-Nya maka akan terasa sulit. Termasuk urusan pihdot,kudu intervensi J
.
.
Memang banyak teman bilang bahwa menyapih asi lebih sulit daripada menyapih dot.
Namun sesungguhnya menurutku ya tidak tepat juga.

Kenyataan yang seolah-olah terjadi adalah,
Menyapih ASI hukumnya wajib
Menyapih dot hukumnya tidak wajib, bisa dipending
tar aja lah
tar lah masih kecil... :(

Mengapa??
Ya karena kalau meneteki anak yang badannya sudah terlalu besar tentulah bunda malu.
Malu dalam segala hal

Namun beda dengan dot.
Ketika anak 3 atau 4 tahun masih ngedot.
Bunda masih punya berbagai permakluman.
“maklum lah masih pake dot,kan masih balita”

Yukkkk
Sama2 menghentikan permakluman seperti itu,
Dengan membersamai ananda untuk menggunakan gelas.

sebab bagaimanapun juga,
minum menggunakan gelas lebih baik daripada dot. 

Jika kita mau mengajak ananda untuk keluar dari zona nyamannya,
Maka kita lah yang terlebih dulu bersusah-susah untuk kebaikannya.

Dan jangan lupa intervensi Sang Pencipta.
Dengan intervensi dari Nya hal-hal pelik akan terasa jauh lebih ringan.

Tazkiyatun nafs.


Salam Pihdot asik 
Cilengsi, 5 Agustus 2017






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...