Langsung ke konten utama

Lets talk ya baby ( bukan sekedar bisa bicara)

Belajar Bicara,

Hai mommyyyyyyyyyyyy…
Lama banget aku gak coret coret karena dirumah udah gak pake wifi lagi, jadi aku musti nebeng wifi ama tetangga buat upload n share hihihi….

Tapi emang kesayangan kita ini kudu di share loh mom, untuk memberitau pada khalayak bahwa mereka sama seperti anak yang lain, mereka hanya mengalami kelainan kongenital dan gak perlu dihubungi sama mitos2 alaihim gambreng ya, dan mereka hanya butuh sedikit perawatan ekstra agar perkembangan nya normal dan cantik gak pakemaju mundur yaaaa :)

Kali ini yang mau saya share adalah tugas setelah kita melakukan palatoplasty, cusssssssssssssssssssssss

*TERAPI WICARA*
Tentu saja yang harus dilakukan setelah pembedahan langit-langit mulut adalah terapi wicara. Terapi harus dilakukan maksimal 3 bulan setelah operasi, dan minimal 1 bulan setelah operasi. Alasannya agar bagian mulut yang berperan dalam penghasilan suara serta otot-otot mulut tidak terlanjur kaku.

Dimana??
Terapi wicara bisa dilakukan dimana saja. Bisaanya klinik atau RS yang menyediakan layanan tumbuh kembang anak pasti ada terapisnya. 
Nah… ada tapinya loh…
Ada seorang terapis yang sudah ahli dalam menangani anak CBL.   Beliau sudah berpengalaman dan paham betul seluk beluk anak CBL. Beliau menjadi terapis di RS Harapan Kita yang memang disana ada klinik SEHATI dengan banyak pasien CBL.
Intinya ibu Rita Wiyastuti ini pakarnya terapi wicara anak CBL.
Kalo mommy mau bertemu dan mengikuti terapinya sok atuh dating ke RS Harapan Kita atau langsung aja dating ke kliniknya di
Jl. Galuh IV Blok E2 RT001 RW 12
Pisangan, Ciputat Timur
Tangerang Selatan
(021) 7499962

Danish terapi dimana??
Danish melaksanakan terapi Danish sempat terapi di klinik ibu Rita dan hanya ikut dua kali sesi.
·         Sesi pertama assessment
Bagian ini adalah bagian observasi anak CBL. Pada saat ini dilihat sejauh mana perkembangan dan kemampuan anak  kita. Yang diamati dan ditanyakan pada kita seputar tumbuh kembang anak baik fisik maupun motorik kasar dan halusnya. Tujuan nya agar terapis dan timnya bisa menentukan langkah-langkah tepat yang harus dilaksanakan pada anak kita ini. Waktu assessment ini kurleb 1 jam ya mom.  Anak diajak bermain permainan edukasi dengan bu Rita sambil diamati segala tingkah lakunya. Danish pintar saat itu, seperti sudah kenal lama dengan Bu Rita. Sikap Bu Rita yang amat friendly dan menyenangkan membuat anak-anak betah disampingnya. Ibu Rita ini mengingatkan saya akan Dewi Hughes yang selalu tersenyum memeluk saat berhadapan dengan anak-anak.
Danish bermain buah potong di Klinik Bu Rita
Setelah proses observasi mommy akan diberitahu hasilnya. Lalu akan diberitahu juga alasan dilakukan terapi, kendala yang ada pada anak, dan saran.

Kendala. Saat saat itu kendala yang ada pada Danish adalah tidak konsentrasi. Tidak menengok saat dipanggil. Kemungkinan hanya dua, Danish terganggu pendengarannya atau Danish sering main gadget.
Kemungkinan pertama sudah pasti tidak, karena Danish selalu merespon kalau ada suara musik atau alat musik. Respon lama alias cuek itu terjadi saat ia dipanggil.
Bu Rita berkali-kali bertanya, “ Danish sering main hp ya mama Danish?”
Tentu saja enggak, diusia 15 bulan saat itu Danish belum ngerti hp sama sekali, lihat layar hp aja sangat jarang.
“Lalu tv gimana?”
Nah ini hehehehe, saya sendiri jarang nonton tv tapi kalau ada ayahnya atau kalau ayahnya sudah pulang kerja tanpa disadari anak ini ikutan nonton televisi, sangat focus, serius dan mungkin ini yang menyebabkan ia galpok (gagal pokus) saat dipanggil namanya.
Saran. Sepulang dari sana saya selalu ingat pesan pesan Bu Rita untuk Danish
1.       No gadget at all dan tv 1 jam/ day
2.       Melatih mainan edukasi dirumah karena bisa merangsang motoriknya, pada saat itu Danish tiada satupun konsentrasi saat bermain. Semuanya sangat terlihat ‘baru ia coba’. JUjur memang dirumah saya tidak pernah memberikannya mainan edukasi. Mainan yang saya berikan sebatas lego dan boneka tangan.
3.       Sampai rumah harus tetap dilatih dan terus dilatih apa yang diajarkan di klinik. Terapis hanya memiliki waktu terbatas, sedangkan kita all day bersama anak. So give the best for them. Bagaimana dengan working mom?? Ya kudu bisa bisain lah, misalpas weekend tetep harus diajarkan materi terapi dirumah masing2.
PR untuk Danish: Danish diminta untuk latihan meniup dan menyedot

·         Sesi selanjutnya program terapi
Terapi pertama dilakukan oleh Pak Adit. Beliau adalah terapis pertama untuk Danish. Awalnya saya piker Danish akan bersikap menyenangkan seperti hal nya bertemu dengan Bu Rita. Ealah…. Sepanjang jam terapi ini anak nangis2.
Hadehhhhhhhhhhhhhhhhhhh….
Kalo dah bgini saya lelahhhhhhhhhhhhhhhhh
Yasudah mungkin pertemuan berikutnya sudah lebih baik ya.
Yang diajarkan saat terapi pertama: bermain permainan edukasi, eksperimen indra pengecap. Hal ini dilakukan untuk melatih otot-otot lidah Danish saat dicolekkan madu, kopi, air jeruk nipis dan garam. Tentu saja karena anak ini nangis ya sudah gagal deh eksperimennya.

Apa ini wajar?
Lumrah untuk saya. Sehariannya ia selalu bersama saya dan kakaknya ketika bertemu dengan orang asing (baru pertama kali ketemu) pastinya ia merasa gak nyaman dan Danish mengkomunikasikan ketidaknyamanan nya dengan menangis.

Saya sangat berharap hal ini tidak terjadi lagi di pertemuan selanjutnya.
Sebab rasanya sedih sekali dengan lokasi kami Cilengsi-Cireundeu, lalu harus bawa dua bayi, dan sampe sana Danish lelah sekali saat terapi karena waktu perjalanan yang cukup lama (2.5 jam) ditambah lagi sepulang dari sana ia selalu sakit karena kecapean.

Akhirnya dengan segala pertimbangan bersama, Danish yang saat itu berusia 15 bulan mengikuti terapi wicara saya berhentikan. Saya latih ia dirumah dengan sedikit bekal dari bu Rita dan teman-teman yang pernah ikut TW. Hingga akhirnya ia dapat berbicara beberapa kata.
1.       Ama (mama)
2.       Ayah
3.       Keh (teh)
4.       Mbah
Ia terus saya latih sampai bisa meniup peluit dan memakai sedotan pendek dan panjang. Saya belikan mainan edukasi, pokoknya saya ingin ia dirumah dulu sampai saya menemukan solusi selanjutnya. Saat itu saya pasrah yang penting sudah berusaha. Saya sangat yakin ia akan sangat lancer dan pandai berbicara.

Tapi tentunya saya tetap berprinsip bahwa anak ini harus tetap ikut terapi. Sebab saya bukan ahlinya, karena lebih baik segala sesuatu itu diserahkan ke ahlinya.
Saya latih ia terus sambil mencari cari tempat terapi/ klinik terdekat. Saya terus browsing dan menghubungi teman-teman via whatsapp untuk memperoleh informasi mengenai terapis umum. Artinya ia terapis melatih berbicara tapi bukan spesialis CBL.


Beberapa koleksi mainan edukasi Danish dan kakaknya. saya menyediakan buah potong, puzzle sederhana, alat musik pukul, birthday cake yang lilinnya bisa ditiup, dll.

Dan Akhirnya….
Bismillahirrohmanirohhim..
Saya mendapatkan klinik terdekat rumah, jaraknya pun tak sampai 1 km.

Ulalaaaa,,,,
Dengan beekal kepercayaan lalu atas izin Alloh SWT saya mendaftrkan Danish di
KLINIK UNIQUE
METLAND CILENGSI BLOK BD 4 No 26
CILENGSI, BOGOR

Terapi pertama Danish di klinik UNIQUE. Danish sedang belajar menunjuk gambar kendaraan. pada pertemuan pertama didampingi dua guru, pertemuan ketiga dan seterusnya hanya satu orang guru. 

Dengan pemilik bernama Ibu Manzilah, S. Psi beserta timnya Danish kembali mengikuti terapi wicara di usia 19 bulan. Alhamdulillah…..

Bagaimana perkembangannya????
Saya perhatikan sangat sangat baik. Ia tidak lagi pernah mennagis karena tidak pernah merasa lelah.
Kata-kata yang diucapkan pun semakin banyak dari hari ke hari. Danish juga terlihat semakin cerdas dan memiliki inisiatif yang sangat baik.
Kata yang sudah bisa diucapkan:


1.       Ama   : mama
2.       Mbah : mbah (nenek)
3.       Ayah
4.       Keh: teh
5.       Ayi: bayi
6.       Eek: ee (buang air besar)
7.       Apa
8.       Dah : sudah
9.       Eja: kerja
10.   Gak
11.   Daa: dadaghh
12.   Aya: ayam
13.   Moo: sapi
14.   mbe: embek (kambing)



dan saya pribadi tidak memfokuskan untuk bicara saja. Bicara memang alat komunikasi terbaik. Tapi nyatanya seiring bertambah usia kita pun tetap harus mengingat kecerdasan lainnya.
Inget dong mom kalo kecerdasan anak itu multiple loh… jangan tar umur segini focus bicara dan jalan lalu lari kencang dan kecerdasan lainnya tidak diperhatikan.

1.       Kecerdasan kinestetik: Danish sudah bisa menari mengikuti contoh di televise dan mengikuti contoh yang saya berikan sambil bernyanyi. Contoh: misalnya saya menyanyikan lagu topi saya bundar à Danish langsung memegang kepala. Membentuk gesture dan bundar dan menunjuk ‘saya’ ke arah dada.
2.       Kecerdasan interpersonal: Danish mulai tidak nangis saat bertemu orang yang jarang ditemuinya, memberikan celana pada kakaknya sehabis kakaknya pipis, mengambilkan popok sehabis mandi saat diminta ibu, mengambilkan meja lipat untuk ayahnya ketika ayah ingin makan.

Di tempat terapis sendiri pun selain dilatih otot-otot pada bagian mulut, lalu merangsang perkembangan motorik, pun diajari bagaimana anak bisa melatih kesabarannya, dan melatih kemandiriannya.
Untuk kesabaran, terapis bilang Danish belum bisa sabar karena selalu marah dan kesal saat ia tidak bisa menyelesaikan satu permainan
“ Jika tidak bisa, mainan itu bisaanya dilempar mama Danish”, wkwkwk
Kesabaran dpat terlihat saat:
1.       Mencocokkan gambar hewan, buah dan kendaraan
2.       Memasang puzzle sederhana
3.       Memasukkan koin ke dalam celengan
Kemandirian dapat dilihat saat:
1.       Mengambil sepatu di rak
2.       Memakai sepatu

 Dan itulah poinnya, mengikuti terapi wicara bukan sekedar melatih anak menjadi bisa dan pandai berbicara. Tapi bagaimana membangun dan membentuk anak CBL menjadi cerdas seutuhnya, agar anak menjadi pribadi yang unggul dan menyenangkan.
Mengapa???
Karena anak CBL memiliki kecenderungan untuk dibully dibandingkan anak yang normal.
Perbedaan fisik yang sedikit itu jika ada orang yang menyadari pastilah saat ia terjun ke dunia pendidikan akan menjadi pertanyaan bagi kawan-kawannya. Tapi beda ceritanya jika ia adalah pribadi yang kuat, cerdas, dan berakhlak baik.

Itupun juga yang dipesan oleh Bu Rita di akhir assessment lalu, dengan suara lirih dan pelan ia bekata bahwa sesungguhnya tujuan lain dilakukan nya terapi wicara:
“ agar anak CBL memiliki kelebihan dibandingkan kawan-kawannya karena sejak usia bayi sudah dilatih otaknya sehingga memiliki kemampuan berpikir yang lebih baik dibandingkan anak lain seusianya, kelebihan itulah yang dapat dijadikan anak CBL untuk tetap fight dan strong agar tidak dibully oleh kawan lainnya.”

So, menurut saya anak special kita ini memiliki organ bibir sempurna di usia 3- 6 bulan. Sempurna nya langit-langit pada usia12-18bulan. Jadi sangat wajar apabila mengalami keterlambatan bicara. Bahkan anak yang normal pun bisa terlambat bicara karena sebab-sebab tertentu.
Sempurnanya kata/ kalimat yang dikeluarkan oleh anak karena adanya koordinasi yang tepat antara langit-langit, bibir, lidah, pendengaran dan pita suara. Jika bagian-bagian tadi pada anak balita kita masih dalam perkembangan bukankah sudah sangat wajarapabila mereka bicara dan mendengar seadanya mereka???

Untuk itu, keterlambatan mereka memiliki organ yang sempurna seperti bibir dan langit-langit janganlah kita lambatkan lagi dengan menunda terapi wicara.

Segera terapi ya mom sebulan setelah palatoplasty. Kita percayakan pada yang ahli dan berdoa agar anak kita ini diberikan kemudahan dalam berbicara dan semakin pandai dari hari ke hari. Insya Alloh seperti kata terapis Danish,
“ awalnya memang gak bisa bicara mama Danish, tapi kalo sudah bisa bicara, maka kata-kata tidak akan terbendung lagi”

Be positive and always positive.


Oya jangan lupa ya mom, terapi ini bener-bener harus dua arah. Sepulang dari klinik anak-anak harus diajarkan kembali dirumah. Sebab kita yang lebih sering bertatap muka dengan si kecil.

Salam positif,
Mama Dhiyaan n Danish.



Komentar

  1. slmt siang, bu boleh minta no telp klinik unique nya? sy berencana membawa anak sy ke sana, terima kasih

    BalasHapus
  2. Mhn maaf baru buka email, bunda bs wa saya aja. 085719393035

    BalasHapus
  3. Sy sangat berterima kasih dengan informasi yang bunda sampaikan... kalau boleh tolong di info kan bro biaya tetapi dan konseling di klinik univ ini y bunda.terima kasih.

    BalasHapus
  4. Bun, ada no tlp kliniknya ga yah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak-Anak Sulit Membedakan Kanan dan Kiri?

Kanan, kiri kulihat saja  Banyak pohon cemaraaa…aaa Kanan kiri, kulihat saja Banyak pohon cemaraaaa… Siapa yang tidak mengenal lagu tersebut. Ayah dan bunda pasti pernah menyanyikannya waktu kecil. unsplash.com Lalu sekarang menyanyikannya bersama ananda tercinta. Tapiiii…. Kalo tiba-tiba mereka bertanya,  “Bunda, sebelah kanan yang mana sih?” Nah lho, udah nyanyi enak-enak, ternyata mereka belum bisa membedakan mana bagian kanan dan kiri.  ***** Hal inilah yang sering dirasakan sebagian orang tua.  Hal ini seringkali tidak disadari, walaupun mereka makan dan menerima benda menggunakan tangan kanan, dan istinja dengan menggunakan tangan kiri. Ketika menerima perintah, "Kakak tolong ambilkan bawang merah di kotak sebelah kanan botol minyak." Bagi anak yang belum paham, akan sejenak berpikir dan mencari bagian yang dimaksud bunda. Bagi ananda yang sama sekali kebingungan, akan terus celingukan mencari mana kanan dan kiri. Hal ini dinamakan left and right...

After School Doctor, Serial Jepang Unik, Hangat dan Penuh Empati (Sebuah Review)

www.imdb.com Judul Film (Serial): After School Doctor Sutradara: Yuma Suzuki, Kentaro Nishioka Penulis: Mayu Hinase (manga), Kayo Hikawa Tahun rilis: 2024 Episode : 10 Genre: Drama (medis dan sekolah)  Pemeran: Kouhei Matsushita (dr. Makino), Aoi Morikawa (Ibu guru Shinoya), Horan Chiaki (Ibu Guru Yoshino), dll Platform: Netflix Manga Houkago Karute  After School Doctor adalah series yang berasal dari negeri sakura. Series ini berasal dari manga yang berjudul Houkago Karute yang ditulis oleh Mayu Hinase. Cerita ini diawali dengan dokter Makino, seorang dokter anak yang dipindah tugaskan ke sebuah Sekolah Dasar. Ia menjadi dokter penanggung jawab di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).  Dokter Makino dipindahkan karena beberapa masalah pribadi yang terjadi di sana. Ia terkenal dengan dokter anak yang keras, dingin dan selalu bicara apa adanya. Karakternya pun tidak banyak berubah ketika bertugas di UKS. Dokter Makino memiliki kemampuan analisis dan observasi yang taj...

PJB 5, Komik Islami yang Bergizi dan Renyah

Judul buku: Pengen Jadi Baik (5) Nama pengarang buku: Squ Tahun terbit buku:2019 Penerbit: Wak Up Early Ketebalan buku: v+155 halaman Harga: Rp 50.000 “Angel investor yang kumaksud disini adalah orang baik yang mau memberi pinjaman kepada kita tanpa mengharapkan tambahan apapun, tanpa bunga, tanpa balas jasa, tanpa ambil untung apapun,. Hanya murni menolong, ikhlas, Lillahi Ta’ala.” (Pengen Jadi Baik, halaman 32) Potongan isi tersebut ada di dalam seri ke-5 dari Pengen Jadi Baik. Seperti seri sebelumnya, Pengen Jadi Baik tetap menjadikan abah, Mama K, dan Kevin sebagai tokoh utamanya. Komik ini mudah diterima seluruh kalangan. Bahasa yang mudah dipahami dan adanya tokoh Kevin yang selalu diceritakan di tiap jenjang usianya ikut meringankan cerita ini. Berbeda dari seri sebelumnya, yakni PJB 4, membaca PJB 5 seperti kembali membaca tiga seri sebelumnya. Pada PJB 4 hampir 50% nya menceritakan seputar ibadah haji yang keluarga Abah laksanakan. PJB 5 kembali menceritakan keseh...